Logo Bloomberg Technoz

Data-data itu mungkin akan semakin memupus ekspektasi pasar terhadap peluang pivot The Fed yang kemungkinan tidak sebanyak harapan. Pelaku pasar semula memperkirakan The Fed akan pangkas 150 bps tahun ini, akan tetapi berkaca pada data-data perekonomian AS yang dilansir ditambah sinyal bernada hawkish dari banyak pejabat The Fed, kemungkinan itu sulit terpenuhi. 

Saat ini, pasar bertaruh penurunan bunga The Fed tak akan melampaui 80 bps dengan potensi dimulainya pivot adalah pada Juni nanti.

Apa yang terjadi di pasar AS, akan berimbas langsung pada pergerakan pasar di Indonesia hari ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bersiap tertekan sejurus dengan tekanan yang akan membebani pasar saham di kawasan Asia.

Begitu juga prospek rupiah yang kemungkinan besar semakin melemah dan bersiap menggenapi pekan ini dengan penurunan nilai menuju Rp15.700-Rp15.800/US$. 

Sementara di pasar surat utang, pelaku pasar mungkin masih cenderung berhati-hati menyusul rencana pelebaran defisit APBN 2025 bila program-program populis pemerintahan baru akan dilakukan yang memakan biaya sangat besar.

Akan tetapi, tactical buying di pasar surat utang global tadi malam mungkin akan memberi penguatan pada pasar SUN hari ini. "Pergerakan yield INDOGB 10Y tetap stabil di kisaran 6,6-6,7% hari ini, setelah mengalami kenaikan 2 bps menjadi 6,6% pada sesi perdagangan kemarin. Kami juga memprediksi yield 10Y INDON masih akan bergerak di rentang 5,05-5.,5% hari ini," kata Lionel.

Indeks harga obligasi negara berkembang ditutup menguat 0,55%, begitu juga indeks harga obligasi negara maju yang berhasil menguat 0,1%. 

(rui)

No more pages