Data tersebut rilis setelah semalam US Bureau of Economic Analysis melaporkan, ekonomi Negeri Paman Sam pada Kuartal IV-2023 tumbuh 3,2% yoy dalam pembacaan kedua. Sedikit ada di bawah pembacaan pertama 3,3%. Data ini menjadi gambaran jika ekonomi AS terjadi perlambatan, dan tidak sekuat perkiraan sebelumnya.
Gubernur The Fed New York, John Williams mengatakan, Bank Sentral "Masih harus melakukan banyak hal" dalam perjuangannya melawan inflasi. Senada, Gubernur The Fed Atlanta, Raphael Bostic, mendesak adanya kesabaran dengan penyesuaian kebijakan. Secara keseluruhan, komentar terbaru dari para pejabat The Fed menggarisbawahi pentingnya data dalam memandu langkah-langkah kebijakan.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, menyusul berbagai data yang penting, kemungkinan akan menyoroti jalan bergelombang yang dihadapi Bank Sentral dalam mencapai target inflasi 2%. Inflasi PCE diperkirakan akan memvalidasi komentar terbaru dari para pejabat yang tidak terburu-buru untuk melonggarkan kebijakan moneter.
Pelaku pasar terus menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed tahun ini dari sebelumnya berkeyakinan penuh mencapai 150 bps, namun kini menjadi nyaris setengahnya, tidak berbeda dengan dot plot The Fed.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, fokus perhatian investor terpaku pada data Personal Consumption Expenditures Price Index untuk bulan Januari yang akan dirilis pada hari Kamis.
Adapun data PCE Price Index ini adalah indikator favorit Bank Sentral AS (Federal Reserve) untuk mengukur inflasi sehingga dapat mempengaruhi ‘Kapan’ jadwal dari siklus pelonggaran kebijakan moneter.
“PCE Price Index diprediksi naik 0,3% mtm, sedikit lebih cepat dari kenaikan 0,2% mtm di bulan Desember 2023. Investor juga akan mencerna komentar dari tiga pejabat tinggi Federal Reserve malam ini yang dapat memberikan informasi terkini mengenai prospek penurunan suku bunga,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,59% ke 7.328 dan masih didominasi oleh volume pembelian.
“Diperkirakan, IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji kembali 7.330-7.345, namun pada label hitam, posisi IHSG sedang berada di awal wave c dari wave (ii) yang berarti IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji 7.202-7.234 dahulu,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (29/2/2024).
Herditya juga memberikan catatan, apabila IHSG tertahan oleh support di 7.197, maka IHSG berpeluang menguat kembali untuk menguji resistance 7.370-7.403 pada label merah.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, DOID, GGRM, MDKA, dan RAAM.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG ada potensi untuk melanjutkan penguatannya pada resistance 7.370 di perdagangan Kamis (29/2) hari ini.
“Secara teknikal, terdapat potensi golden cross pada Stochastic RSI dan didukung oleh penyempitan negative slope MACD,” tulisnya.
Pelaku pasar mengantisipasi data PCE yang menjadi tolok ukur demand pull inflation di AS. PCE Price Index diperkirakan melambat ke 2,4% yoy di Januari 2024 dari sebelumnya 2,6% yoy di Desember 2023.
Di satu sisi, data ini belum cukup signifikan untuk merubah ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan di FOMC Juni 2024 mendatang.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi pada saham BBNI, UNVR, TLKM, LSIP, DSNG, dan INDF.
(fad/wdh)