Logo Bloomberg Technoz

Saat ekonomi mulai ‘mendingin’, maka ruang bagi bank sentral Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga acuan menjadi terbuka. 

“Adalah The Fed yang ‘mengemudikan’ harga emas. Kita mungkin bisa melihat harga emas menembus rekor tertinggi saat mereka menyebut soal pemotongan suku bunga sudah dekat,” kata Bob Haberkorn, Senior Market Strategist RJO Futures, seperti diberitakan Bloomberg News.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memiliki emas tidak memberikan bunga atau kupon secara rutin, potensi keuntungan hanya datang dalam penjualan.

Jadi, emas bukan aset yang menarik saat suku bunga masih tinggi. Memiliki emas justru akan mendatangkan opportunity cost, bukan keuntungan.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang sedang bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 54,91. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun perlu diperhatikan bahwa indikator Stochastic RSI sudah ada di 97,05. Sudah di atas 80, yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).

Oleh karena itu, risiko koreksi harga emas menjadi naik. Target support terdekat adalah US$ 2.031/ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga meluncur turun menuju US$ 2.023/ons.

Sementara target resisten terdekat adalah US$ 2.037/ons. Jika tertembus, maka US$ 2.043/ons bisa menjadi resisten selanjutnya.

(aji)

No more pages