Airlangga menambahkan proses tersebut hanya memakan waktu 7 bulan dan menjadikan RI sebagai salah satu negara yang mencapai proses aksesi keanggotaan OECD tercepat dan pertama di Asia Tenggara.
“Pentingnya keanggotaan Indonesia dalam aksesesi OECD ini akan melanjutkan proses reformasi struktural juga kebijakan dan regulasi dengan referensi yang banyak, dan yang baik yang dimiliki OECD,” paparnya.
Dia mengatakan, dengan Indonesia menjadi anggota OECD, nantinya berbagai kebijakan di Indonesia akan setara dengan 38 negara anggota OECD lainnya. Dengan demikian, hal tersebut akan mendatangkan kemudahan bagi negara-negara organisasi itu untuk melakukan investasi dan perdagangan dengan Indonesia, karena memiliki komitmen dan standardisasi yang sama.
“Tentunya Indonesia melengkapi 6 negara lain yang mendaftar, ada Argentina, Brasil, Bulgaria, Kroasia, Peru, dan Rumania. Indonesia ini adalah negara ke-3 setelah Jepang dan Korea [Selatan],” pungkasnya.
Sebelumnya, Airlangga baru saja mengadakan makan malam bersama 33 duta besar (dubes) dari berbagai negara yang merupakan anggota dari OECD.
Dalam pidato pembuka, dia mengungkapkan berbagai rencana RI setelah OECD menetapkan RI sebagai kandidat aksesi keanggotaan OECD.
“Saya sangat senang bahwa Anda semua dapat bergabung dengan kami malam ini untuk menandai kesempatan bersejarah dan penting ini dan memulai persiapan perjalanan Indonesia sebagai kandidat aksesi OECD,” ujarnya saat membuka makan malam tersebut di kawasan Jakarta Selatan.
(azr/wdh)