Kemudian saham-saham yang melemah dalam dan menjadi top losers di antaranya PT Satu Visi Putra Tbk (VISI) yang anjlok 18,4% PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) yang jatuh 16,4%, dan PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO) yang ambruk 14%.
Sementara indeks saham utama Asia kompak menapaki jalur merah. Pada pukul 16.50 WIB, Shenzhen Comp. (China), Shanghai Composite (China), Hang Seng (Hong Kong), Indeks CSI 300 (China), KLCI (Malaysia), SENSEX (India), SETI (Thailand), Straits Times (Singapura), Topix (Jepang), Nikkei 225 (Tokyo) yang terpangkas masing-masing 3,79%, 1,91%, 1,51%, 1,27%, 0,85%, 0,85%, 0,84%, 0,58%, 0,13%, dan 0,08%.
Di sisi berseberangan ada sejumlah indeks yang berhasil menguat, dipimpin oleh KOSPI (Korea Selatan), IHSG (Indonesia), dan juga PSEI (Filipina) yang terbang dengan kenaikan 1,04%, 0,59 dan menguat 0,23%.
Bursa Saham Asia mengikuti arah mixed dan bervariasi dari yang terjadi di Bursa Saham Amerika Serikat. Dini hari tadi waktu Indonesia, tiga indeks utama di Wall Street ditutup bervariasi. Nasdaq Composite, dan S&P 500, berhasil menghijau dan menguat 0,37%, dan 0,17%. Adapun Dow Jones Industrial Average melemah 0,25%.
Investor saat ini masih mencermati lebih lanjut dari sejumlah data-data ekonomi AS, setelah semalam data penjualan barang tahan lama manufaktur merosot lebih dalam daripada prediksi. Senada, tingkat keyakinan konsumen di AS juga turun ke level yang lebih rendah daripada perkiraan sebelumnya.
"Kekhawatirannya tetap bahwa aktivitas ekonomi yang tangguh secara nyata dapat mengerek inflasi lebih tinggi atau penurunannya yang kian melambat, kemungkinan itulah mengapa pemangkasan suku bunga yang diharapkan telah dibatalkan begitu cepat," kata Kyle Rodda, Analis Pasar Senior di Capital.Com Inc.
"Pertumbuhan AS bersenandung dengan sangat baik, terutama mengingat tahap siklus kenaikan suku bunga,” tambahnya.
Adapun data penjualan barang tahan lama manufaktur di AS merosot 6,1% mtm pada Januari 2024, lebih dalam dari prediksi pasar penurunan 4,5% dan menyusul penurunan 0,3% pada Desember. Ini menandai penurunan bulanan paling substansial dalam data penjualan barang tahan lama sejak April 2020.
Conference Board, pada Selasa menunjukkan indeks keyakinan konsumennya turun menjadi 106,7 dari revisi sebelumnya 110,9 pada bulan Januari. Indeks ini mengukur penilaian orang Amerika terhadap kondisi ekonomi saat ini dan prospek mereka untuk enam bulan ke depan.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Investor sedang berhadapan dengan menurunnya ekspektasi terkait seberapa banyak Bank Sentral akan memangkas suku bunga.
Mereka tidak lagi mengharapkan The Fed untuk memotong suku bunga lebih dari 75 basis poin pada 2024, menyelaraskan pandangan mereka dengan apa yang telah diindikasikan oleh pembuat kebijakan sebagai hasil yang paling mungkin.
Pejabat tinggi The Fed, Michelle Bowman mengulangi ‘Harapannya’ bahwa inflasi akan terus menurun lebih lanjut dengan suku bunga yang dipertahankan pada level saat ini. Tetapi ia juga mengatakan masih terlalu dini untuk memulai pemotongan suku bunga, bergabung dengan sejumlah pejabat yang menekankan mereka tidak terburu-buru untuk menurunkan biaya pinjaman.
Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi di pekan ini kemungkinan akan memvalidasi sikap tersebut dan mungkin lebih lanjut mengurangi ekspektasi pasar untuk pemotongan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.
Adapun indeks regional juga tertekan imbas Pemerintah Hong Kong menghapus langkah-langkah pendinginan pada perumahan guna meningkatkan pasar yang loyo dan akan menyediakan dana tambahan untuk mendukung pariwisata sebagai bagian dari rencana besar untuk menghidupkan kembali pertumbuhan di pusat keuangan.
Kebijakan tersebut tidak lagi diperlukan dalam kondisi ekonomi dan pasar saat ini, kata Sekretaris Keuangan Paul Chan dalam sebuah pidato yang juga merinci pengeluaran sekitar HK$1 miliar (US$128 juta) untuk langkah-langkah pariwisata termasuk pertunjukan kembang api dan upaya untuk menjadi tuan rumah lebih banyak acara besar.
Selain itu, Otoritas Moneter Hong Kong juga melonggarkan aturan hipotek, menghentikan tes–stres dan memungkinkan beberapa pembeli rumah untuk membeli properti dengan uang muka yang lebih kecil.
Kepercayaan di Hong Kong telah berkurang karena harga rumah jatuh ke level terendah dalam tujuh tahun. Suku bunga acuan yang tinggi dan perlambatan pertumbuhan China juga membebani pemulihan kota dari kemerosotan pandemi kemarin.
(fad/wep)