Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. M Syahril membantah terkait beredarnya informasi di media sosial mengenai ulat berbulu yang dapat menyebabkan kematian pada manusia dalam tempo waktu empat jam setelah menyuntikkan racunnya. 

"Faktanya memang beracun, tapi tidak ada fakta yang menyebutkan kalau ulat ini bisa membunuh manusia. Hoaks itu,” tegas Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril melalui keterangan rilis resmi Kementerian Kesehatan.

Syahril juga mengatakan ulat ini memiliki kelenjar racun yang terletak di dasar tubuh dan tersembunyi di antara bulunya yang lebat. Sengatan ulat ini dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada setiap orang. 

Bagi orang yang menderita reaksi ekstrem terhadap gigitan serangga ulat ini dianggap berbahaya.

Jika terkena sengatan ulat berbulu ini, hal pertama kali harus dilakukan adalah mencuci area tubuh yang terkena sengatan dengan sabun dan air untuk mengurangi rasa sakit. 

“Segera ke dokter sekiranya ada alergi terhadap gigitan serangga atau jika dirasa gejala terasa lebih parah, jelas dr. Syahril.

Belum lama ini beredar di media sosial bahwa ulat berbulu dapat menyebabkan kematian dengan tempo waktu empat jam setelah menyuntikkan racunnya. Namun, asal usul ancaman dari ulat berbulu ini belum jelas.

Faktanya ulat yang dimaksud merupakan puss caterpillar atau ulat kucing atau ulat asp yang banyak ditemukan di wilayah selatan Amerika Serikat. Ulat ini dapat tumbuh dengan panjang sekitar 1 inci dan ditutupi oleh bulu berwarna abu abu dan oranye.

(dec/spt)

No more pages