Jika rupiah hari ini memberi indikasi penguatan, resistance terdekat dapat menuju Rp15.610/S$, sementara kisaran gerak rupiah dalam tren menguat di antara Rp15.600-Rp15.570/US$.
Pelaku pasar saat ini masih cenderung waspada menunggu rilis data pertumbuhan ekonomi AS nanti malam. Sebelumnya, Amerika melaporkan kinerja penjualan barang tahan lama yang turun lebih dalam ketimbang prediksi pasar. Tingkat keyakinan konsumen di Amerika juga turun ke level yang lebih rendah daripada perkiraan pelaku pasar.
Meski data-data itu memberi bobot lebih besar pada ekspektasi pelonggaran moneter, akan tetapi para pelaku pasar saat ini sudah berada di posisi harus menerima kemungkinan penurunan bunga Federal Reserve, Fed Fund Rate (FFR) tahun ini tidak akan lebih dari 75 basis poin, jauh menurun dibandingkan sebelumnya di mana pasar berekspektasi penurunan mencapai 150 basis poin.
Sementara dari dalam negeri, rupiah masih terbebani risiko pelebaran defisit fiskal jelang transisi pemerintahan. Utang Pemerintah Indonesia memecahkan rekor bulanan tertinggi sepanjang sejarah, yaitu menembus Rp8.253,09 triliun. Jumlah tersebut setara dengan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 38,75%.
(rui)