Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) berencana membagikan dividen final untuk tahun buku 2023. Manajemen perseroan mengusulkan dividen final sebesar Rp421/saham. Besaran dividen tersebut lebih rendah dibandingkan dividen tahun 2022 yang sebesar Rp552/saham.

"Dividen final Rp421/saham akan diusulkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada bulan April 2024," kata Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan resmi dikutip Rabu (28/2/2024).

Dividen final yang akan diusulkan tersebut, bersama dengan dividen interim sebesar Rp98/saham yang dibagikan pada Oktober 2023. Sehingga total dividen yang diusulkan untuk tahun 2023 menjadi Rp519/saham.

Sebagai perbandingan, perseroan membagikan dividen interim Rp88/saham pada 2022. Sehingga total dividen yang dibagikan atas kinerja tahun 2022 sebesar Rp640/saham.

Adapun rasio pembayaran dividen 2023 sebesar 62% diperoleh dari laba bersih Grup sebesar Rp34 triliun pada 2023, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina. Rasio tersebut lebih tinggi dari rata-rata rasio pembayaran dividen historis perseroan.

"Usulan direksi atas dividen final tersebut didasarkan pada kinerja yang sangat baik dan harga batu bara yang masih tinggi pada paruh pertama tahun 2023, yang mencerminkan pemulihan yang terus berlanjut pasca pandemi, yang memungkinkan perseroan untuk mengembalikan sebagian excess capital kepada pemegang saham," tutur Djony.

Astra International mencetak laba bersih sebesar Rp33,83 triliun sepanjang tahun 2023. Angka itu naik 16,91% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp28,94 triliun. 

Djony, mengatakan grup mencatatkan pencapaian kinerja tertinggi pada tahun 2023, didukung oleh pemulihan penjualan sepeda motor dan pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen.

“Grup tetap menunjukkan resiliensi dengan diversifikasi portofolio bisnisnya, meskipun harga komoditas turun dan kondisi perekonomian melemah pada semester kedua,” imbuh Djony.

Jika kedua kondisi tersebut masih berlanjut, Astra International mengantisipasi terjadinya penurunan siklus pertumbuhan di tahun 2024. Djony optimistis Astra International berada pada posisi yang baik untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang, melalui penguatan bisnis inti serta investasi baru yang mendukung prioritas strategis.

Astra International meraup pendapatan bersih senilai Rp316,56 triliun atau naik 5,03%dibanding tahun 2022 sebesar Rp301,37 triliun. Sedangkan belanja modal dan investasi Grup Astra meningkat menjadi Rp 45,9 triliun.

Kenaikan belanja modal dan investasi disebabkan disebabkan oleh investasi PT United Tractors Tbk (UNTR) di sektor nikel dan energi terbarukan sebagai bagian dari rencana transisinya.

United Tractors juga mengeluarkan belanja modal yang lebih tinggi untuk penggantian alat berat pasca pandemi sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnisnya.

(mfd/dhf)

No more pages