"Apabila prediksi perlambatan ekonomi China terealisasi pada 2024, kami melihat harga minyak dapat kembali tertekan ke level US$75—US$80 per barel."
Hari ini, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April turun 0,6% menjadi US$78,41 per barel pada pukul 7:52 pagi. Sementara itu, Brent untuk penyelesaian bulan April ditutup 1,4% lebih tinggi pada US$83,65 per barel pada Selasa.
Senada dengan Josua, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal pun memperkirakan harga minyak dunia masih relatif stabil rendah hingga semester perdana tahun ini. Faisal memperkirakan harga minyak bakal berada di kisaran US$75—US$80 per barel.
"Saya rasa tidak ada lonjakan yang tajam, kecuali ada eskalasi konflik yang betul-betul kita tidak bisa prediksikan. Namun, kalau tanpa ada konflik perang yang mengganggu, mestinya harga minyak itu cenderung stabil, bahkan ada potensi penurunan karena ekonomi global kan diprediksi melemah tahun ini," ujar dia.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga pertengahan tahun ini. Keputusan itu diambil berdasarkan hasil sidang paripurna Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama kabinetnya pada Senin (26/2/2024).
"Diputuskan dalam sidang kabinet paripurna tidak ada kenaikan [tarif] listrik, tidak ada kenaikan [harga] BBM sampai Juni [2024], baik itu yang subsidi maupun nonsubsidi," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat ditemui, Senin.
Akibat keputusan itu, pemerintah pun telah berencana menyiapkan anggaran untuk PT Pertamina (Persero) dan PLN sebagai bantalan, guna memastikan tidak ada kenaikan harga tersebut.
(ibn/wdh)