Logo Bloomberg Technoz

Harga Minyak Terus Mendaki Menyusul Optimisme China

Ruisa Khoiriyah
19 January 2023 09:48

Ilustrasi Pengeboran Minyak (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi Pengeboran Minyak (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga minyak mendaki menuju posisi penutupan tertinggi sejak awal Desember 2022 seiring optimisme pulihnya permintaan dari China. Minyak West Texas Intermediate (WTI) naik ke posisi US$ 81 per barel, yang berarti kenaikan hingga lebih dari 8% sejak pekan lalu.

Pasar percaya permintaan dari China bakal pulih seiring berakhirnya kebijakan nol Covid-19 dan penantian pasar atas rilis analisis bulanan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA) pada Rabu ini.  Sekretaris Jenderal OPEC Haitham Al-Ghais mengaku "sangat optimis" tentang ekonomi global setelah kartel ini memperkirakan pasar minyak mentah akan berjalan seimbang kuartal ini.

Harga minyak dunia telah melewati awal tahun yang sulit akibat kekhawatiran terjadinya perlambatan ekonomi global, sebelum berhasil rebound dengan meyakinkan. Perkembangan China ditambah ekspektasi bahwa The Federal Reserves (The Fed), bank sentral AS, akan mengakhiri serial kenaikan bunga secara agresif, telah menopang harga minyak belakangan ini. 

Pemulihan ekonomi China yang diharapkan bisa terwujud seiring pelonggaran kebijakan zero Covid-19, menurut Warren Patterson, kepala strategi komoditas di ING Groep NV, akan meningkatkan kepercayaan akan terjadi pemulihan permintaandari negeri Tirai Bambu itu. Pekan lalu, survei Bloomberg menunjukkan analis memperkirakan konsumsi minyak mentah China mencapai rekor pada 2023.

Goldman Sachs Group memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto China tahun ini akan tumbuh 5,5% pada 2023, naik dari prediksi 5,2% sebelumnya. Kenaikan optimisme di pasar minyak serta komoditas mentah lain telah turut mendorong kenaikan likuiditas di pasar minyak mentah hingga harga minyak berjangka ke level tertinggi sejak Juni.