Logo Bloomberg Technoz

Eddy mengelaborasi penurunan harga CPO bakal terjadi pada semester II-2024, seiring dengan pasokan yang melimpah. Dia meramal harga berada di level US$900 per ton pada paruh kedua tahun ini.

Menurut Eddy, perubahan harga CPO dipengaruhi oleh jumlah pasokan dan permintaan minyak nabati lainnya. Pada semester I-2024, harga CPO naik sebab pasokan minyak kedelai di pasar global susut imbas panen kedelai di Brasil yang tidak maksimal.

Selain itu, pasokan minyak bunga matahari juga tidak bertambah imbas penanaman yang belum dilakukan di Amerika Utara dan Eropa. 

Dengan demikian, perubahan harga pada semester II-2024 juga dipengaruhi oleh kinerja minyak nabati lainnya. 

“Semester II bisa di kisaran US$900 kembali kalau suplai minyak nabati yang lain bagus. Mereka kan tanaman semusim, belum tentu mereka panennya bagus. Kalau mereka panennya tidak bagus, ini akan mengangkat harga minyak sawit juga karena minyak sawit kan tahunan,” terangnya.

Malaysian Palm Oil Board (MPOB) sebelumnya mengumumkan bahwa stok CPO Negeri Harimau Malaya pada Januari ada di 1,55 juta ton, turun 3,85% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Sementara Indonesia, produsen CPO terbesar dunia, mewajibkan adanya izin bagi ekspor seluruh produk minyak sawit mulai 15 Februari. Sebelumnya, izin ekspor hanya berlaku untuk CPO, olein, minyak jelantah, dan residu.

(dov/wdh)

No more pages