Dalam proses IPO, Trimegah Bangun Persada akan mengalokasikan saham kepada karyawan atau Employee Stock Allocation (ESA) 60.477.463 dengan harga pelaksanaan yang sama. Jumlah ESA maksimal 0,5% dari total saham yang ditawarkan dalam rangkaian IPO.
Hasil penggalangan dana lewat IPO adalah Trimegah Bangun Persada gunakan untuk dua hal, yaitu pembayaran utang dan pengembangan modal kerja juga setoran modal pinjaman kepada entitas anak dan asosiasi. Tercatat perseroan akan melakukan pembayaran seluruh utang kepada PT Harita Jayaraya, PT Dwimuria Investama Andalan, bank OCBC & PT Bank OCBC NISP Tbk.
Dalam penyiapan IPO, perseroan menyampaikan kinerja usaha tahun 2022. Tercatat pendapatan NCKL per November tahun lalu mencapai Rp 9 triliun, naik 17% dari periode yang sama tahun lalu. Laba periode berjalan Rp 4,3 triliun, naik 207%.
NCKL tercatat memiliki rasio utang bank terhadap ekuitas sebesar 0,6% dengan Return on equity (ROE) atau imbal hasil laba bersih terhadap ekuitas sebesar 30,81%. Sedangkan rasio imbal hasil aset kondolidasian (ROA) mencapai 12,8%.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT BNP Paribas Sekuritas Indonesia, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efek perseroan telah menunjuk PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT OCBC Sekuritas Indonesia, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas.
Salah satu anak perusahaan Harita Group ini bergerak pada bidang usaha pemurnian nikel terintegrasi, mulai dari penambangan hingga peleburan nikel hilir. Terdapat pula produksi feronikel berkelanjutan.
NCKL beroperasi pada dua proyek nikel laterit aktif di Kawai dan Loji, di Pulau Obi, Maluku Utara, dan memiliki dua konsesi pertambangan nikel di Tabuji-Lauwi dan Jikodolong, dan di Pulau Obi.
Kepemilikan saham NCKL usai IPO berlangsung, publik menggenggam 18% atau 12,09 miliar saham, kemudian sisanya PT Harita Jayaraya 53,53 miliar saham (81,18%), dan PT Citra Duta Jaya Makmur sebanyak 551 juta saham (0,82%). Bloomberg News sebelumnya mengabarkan nilai IPO perseroan mencapai Rp 9,9 triliun atau US$ 647 juta dengan kisaran harga yang sama.
(wep/aji)