Logo Bloomberg Technoz

Selanjutnya, ia juga menilai performa investasi dan proyeksi tahun lalu belum mampu tumbuh di atas 6%. Lebih jauh ia memperkirakan investasi RI belum mampu memberikan dorongan lebih kepada pertumbuhan.

“Juga diperkirakan belum akan mampu memberikan dorongan lebih kepada pertumbuhan, alias kinerja investasi nampaknya akan "as usual" saja,” jelas dia.

Sementara untuk ekspor, dirinya menilai masih belum pulih secara maksimal. Hal ini disebabkan perlambatan ekonomi global masih akan berlanjut pada tahun depan.

Ronny memprediksi prospek destinasi ekspor baru yang dicanangkan pemerintah masih belum memberikan hasil yang signifikan di tahun 2025.

Harapan yang paling besar hanya tertumpu pada belanja pemerintah. Itupun tidak terlampau besar. Kemudian belanja produktif yang dilakukan pemerintah tidak naik tajam.

“Karena yang naik tajam adalah belanja sosial yang imbasnya lebih kepada "menahan" daya beli agar tidak semakin turun, bukan untuk menggenjot daya beli dan konsumsi rumah tangga,” paparnya.

Target pertumbuhan 5,3%-5,6% tidak hanya melampaui proyek Dana Moneter Internasional (IMF), tapi juga sulit terwujud, dengan kondisi nyata yang terjadi saat ini. Pasalnya nomenklatur Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 masih serupa dengan APBN dua tahun sebelumnya.

“Dengan kata lain, target pertumbuhan yang ditetapkan dalam asumsi makro 2025 masih kurang realistis. Tapi untuk sebuah target tentu harus dipasang ideal dan tinggi toh,” ucap dia.

“Jadi tak ada salahnya juga diasumsikan sebesar itu, setidaknya untuk membangun kepercayaan diri pemerintah di satu sisi dan membangun optimisme pasar di sisi lain.”

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2025 di kisaran 5,3%-5,6%, atau jauh lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan ekonomi sejumlah lembaga internasional.

“Sasaran pertumbuhan ekonomi 2025 di kisaran 5,3%-5,6% dan tingkat kemiskinan di kisaran 6%-7% pada 2025,” ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa usai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Senin (26/2/2024).

Sebelumnya IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 sebesar 5%. Bahkan, Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,9% pada tahun depan.

(azr/wep)

No more pages