Logo Bloomberg Technoz

Selain tambang emas yang menganggur, tambang batu bara yang sudah tidak terpakai juga menjadi sasaran para penambang ilegal yang mengambil keuntungan dari memanfaatkan sisa cadangan. Tumpahan tersebut berasal dari operasi di dekat Pabrik Tambang Khwezela di provinsi Mpumalanga, Afrika Selatan.

“Dampaknya terhadap lingkungan jauh melampaui pencurian beberapa ton batu bara yang dilakukan manusia,” July Ndlovu, CEO Thungela, mengatakan pada sebuah acara di Cagar Alam Bendungan Loskop pada 23 Februari.

Perusahaan pertambangan ini mendanai fasilitas pembiakan ikan di cagar alam yang mulai melepasliarkan ikan nila pita dan ikan nila mulut selatan, dua spesies cichlid kecil yang perlu menetap di sungai sebelum spesies predator yang lebih besar dikembalikan ke habitatnya.

Ikan lain yang akan diperkenalkan kembali termasuk duri, ikan kuning, dan bulldog, ikan kecil yang menghasilkan medan listrik untuk berburu dan menyesuaikan diri.

“Saya telah bekerja di bidang konservasi alam selama 42 tahun dan ini adalah hal yang paling menarik,” kata Andre Hoffman, seorang ilmuwan akuatik yang baru saja keluar dari masa pensiunnya untuk mengerjakan proyek tersebut, sambil perlahan-lahan membujuk hewan-hewan kecil itu untuk keluar dari wadah plastik ke dalam aliran sungai.

“Tidak menyenangkan hal ini terjadi, tetapi kita bisa belajar banyak dari kejadian ini.”

Sistem sungai dapat memerlukan waktu lima hingga 10 tahun untuk pulih bahkan dengan adanya intervensi semcam itu, tetapi akan memerlukan waktu 40 hingga 50 tahun tanpa adanya intervensi, katanya.

Selain fasilitas pembiakan, sebagai bagian dari remediasi sistem, Thungela telah mendanai instalasi pengolahan air serta restorasi lahan basah. Lebih dari 500 juta rand telah dihabiskan untuk mengamankan tambang-tambang tua.

(bbn)

No more pages