“Hal ini selaras dengan tema pembangunan tahun 2025 yaitu, akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” terangnya.
Sedangkan untuk defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 ditargetkan sebesar 2,5%-2,8% terhadap produk domestik bruto (PDB), yang menurutnya dirancang untuk memberikan stimulus yang cukup sehingga aktivitas ekonomi lebih baik dan perekonomian dapat tumbuh lebih tinggi.
“Tahun 2025 merupakan pintu gerbang dan membuka lembaran baru untuk menatap dan melangkah secara bertahap untuk menuju Indonesia Emas 2045,” katanya.
Seperti diketahui, pemerintah menargetkan defisit anggaran negara akan berada di kisaran 2,48%-2,8% PDB pada 2025. Level defisit ini lebih tinggi dibanding target defisit anggaran pada 2024, yakni sebesar 2,29% dari PDB.
Pada kesempatan sebelumnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan, pemerintah memasukkan program-program ikonik dari presiden terpilih dalam rancangan kebijakan fiskal tahun depan.
Namun, ia menjelaskan draf rencana kerja pemerintah sesungguhnya baru akan muncul setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi mengumumkan presiden terpilih dalam Pilpres 2024.
"Agar benar-benar keberlanjutan pembangunan setelah pelantikan presiden itu bisa menggunakan RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang telah mengakomodasi program-program ikonis dari presiden terpilih," tutur Suharso setelah menghadiri rapat kabinet, Senin lalu.
(azr/lav)