Bank Berebut Duit, Tumbalnya Bunga Kredit
Tim Riset Bloomberg Technoz
27 February 2024 12:40
Bloomberg Technoz, Jakarta - Pertumbuhan kredit yang cukup tinggi pada Januari lalu mencapai 11,5%, sepertinya belum akan membawa laju kredit perbankan pada kuartal 1-2024 ini mencetak kinerja mengesankan.
Kebijakan pemberian kredit (lending standard) oleh bank yang masih ketat ditambah dengan kecenderungan dunia usaha yang lebih memilih memakai dana sendiri untuk membiayai kebutuhan operasional dan investasi, membuat prospek pertumbuhan kredit pada kuartal pertama tahun ini masih akan lambat.
Selain itu, suku bunga kredit yang masih tinggi membuat dunia usaha menahan minat pengajuan kredit baru pada perbankan. Bunga kredit perbankan sejauh ini terindikasi naik terutama di kelompok bank daerah (BPD) dan bank asing, sebagai dampak dari berlangsungnya perebutan likuiditas dana pihak ketiga (DPK) di antara bank-bank, juga efek tunda dari kenaikan BI rate sejak Agustus 2022-Januari 2023 dan kenaikan terakhir pada Oktober 2023 lalu.
Hasil survei terbaru yang dilansir oleh Bank Indonesia pada awal pekan ini memperkirakan, perlambatan pertumbuhan kredit baru perbankan pada tiga bulan pertama tahun ini akan terjadi pada semua jenis kredit di semua bank umum. Selain faktor siklikal di mana penyaluran kredit memang cenderung belum 'ngebut' pada awal tahun, kebijakan pemberian kredit (lending standard) bank yang lebih ketat juga menahan pengucuran pembiayaan baru.
Perlambatan permintaan kredit baru ke bank diperkirakan masih akan melambat sampai April meski kebutuhan pembiayaan korporasi cenderung meningkat terutama di sektor pertanian, konstruksi dan industri pengolahan. Korporasi masih cenderung memilih dana sendiri sebagai sumber pembiayaan ketimbang mengajukan kredit ke bank.