Logo Bloomberg Technoz

Paul-Alain Hunt - Bloomberg News

Bloomberg, Orang terkaya di Australia, Andrew Forrest, mendesak Bursa Logam London (London Metan Exchange/LME) untuk membedakan antara nikel "kotor" dan "bersih" dalam perdagangannya. Pernyataan tersebut dibuat setelah bisnis logam pribadinya mengumumkan penutupan tambang.

Taipan pertambangan tersebut mengatakan kepada wartawan di Canberra pada Senin (26/2) bahwa LME harus mengklasifikasikan nikel berdasarkan emisi karbon. Dengan demikian, pelanggan "dapat membuat pilihan" mengenai keberlanjutan produk mereka. 

Forrest menambahkan, beberapa perusahaan menggunakan baterai dari nikel murah yang ditambang di Indonesia, yang dikenal dengan jejak emisi tinggi dan standar lingkungan yang dipertanyakan.

"Anda ingin punya pilihan untuk membeli nikel bersih jika Anda bisa," kata Forrest. "Jadi, LME harus membedakan mana yang kotor dan yang bersih. Keduanya adalah produk yang berbeda, dan memiliki dampak yang sangat berbeda."

Nikel Indonesia membanjiri pasar selama setahun terakhir. Hal ini menyebabkan harga jatuh, dan sekarang menyumbang lebih dari separuh pasokan global. Oversuply nikel juga menyebabkan penutupan operasi tambang Australia yang berbiaya lebih tinggi, dengan Wyloo Metals Ltd milik Forrest mengumumkan bulan lalu akan menutup tambang mereka di Australia Barat. Miliarder tersebut mengumpulkan sebagian besar kekayaannya setelah mendirikan perusahaan tambang bijih besi Fortescue Ltd.

Mayoritas nikel yang diproduksi di Indonesia diproses menggunakan pembangkit listrik tenaga batu bara. Jejak karbon dari ekspor, bersama dengan dampak lingkungan yang signifikan terkait dengan penambangan bijih termasuk deforestasi, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati, disorot dalam laporan Climate Rights International yang diterbitkan bulan lalu.

Juru bicara LME mengatakan dalam pernyataan melalui email bahwa pihaknya "mendukung industri logam dan pertambangan dalam beberapa langkah keberlanjutan untuk memastikan transparansi" melalui rantai pasokan.

"Kami bekerja sama dengan Metalshub yang mengoperasikan platform yang memungkinkan pelaku pasar logam untuk bertransaksi dalam material dengan spesifikasi khusus dan karakteristik ESG tertentu," kata juru bicara tersebut. "Nikel rendah karbon sudah dapat terdaftar di Metalshub hari ini dan data transaksinya mendukung identifikasi 'premium hijau' yang kredibel ke harga LME."

(bbn)

No more pages