“Iya masih penjajakan. Kita lihat klasternya. Kita lihat juga yang eksisting utang kita. Klaau ada yang baru, lebih murah, ya akan kita percepat. Itu lebih ke manajemen pengelolaan saja sih. Ada juga yang memang untuk kebutuhan capex [belanja modal] di anggota holding kita.”
“Kalau [hanya untuk akuisisi saham] Vale, ini [US$2 miliar] kan terlalu besar,” terangnya.
Khusus untuk memboyong 14% tambahan saham INCO, Akhmad mengatakan, MIND ID masih akan mengupayakan menggunakan kas internal sepenuhnya. Namun, hal itu akan bergantung pada setoran tantiem yang akan diberikan perseroan ke pemerintah.
“Tetapi tergantung dividennya nanti sama pemerintah ke MIND ID ya. Karena Kementerian BUMN juga ada target dividen dari BUMN ini. Ya ini kita masih lihat-lihat. Kalau dividennya nanti dari pemerintah diminta kecil, ya bisa jadi pakai kas internal,” ujarnya.
Penyelesaian Juni
Terpisah, Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menyebut keseluruhan transaksi atas divestasi 14% saham INCO akan rampung sekitar pertengahan tahun ini.
Hendi mengonfirmasi divestasi saham INCO sebesar 14% tersebut setara dengan 1,3 miliar lembar saham yang akan dilego ke MIND ID. Harga per lembar saham yang dilepas dibanderol senilai Rp3.050.
“Nilainya Rp3.050/lembar, kira-kira [totalnya] US$300 jutaan, tetapi [pembayarannya] ada yang langsung primary, ada juga yang secondary,” ujarnya usai seremoni penandatanganan divestasi tersebut, Senin (26/2/2024).
Hendi mengatakan proses pembayaran saham yang diakuisisi dari Vale Indonesia tersebut kemungkinan akan tuntas pada Juni. Adapun, sumber dananya disebut berasal dari internal maupun pihak ketiga.
“Insayallah nanti pas closing Juni. Sumbernya ada internal, sama sedikit dari luar.”
Untuk diketahui, divestasi saham INCO sebesar 14% tersebut setara dengan 1.391.087.420 lembar saham yang akan dilego ke MIND ID.
Dengan demikian, dana yang dikeluarkan MIND ID untuk memborong saham Vale tersebut mencapai sekitar US$271 miliar atau sekitar Rp4,24 triliun, asumsi kurs saat ini.
Setelah divestasi itu, MIND ID bakal menggenggam sebanyak 34% porsi saham INCO, atau lebih besar dari pemegang saham terbesar lainnya, yakni Vale Canada Limited (VCL) sebanyak 33,9%, dan Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMM) 11,5%.
Belum lama ini, MIND ID memang sempat dikabarkan tengah mencari pinjaman pihak ketiga senilai US$2 miliar (sekitar Rp31,28 triliun).
Menurut sumber Bloomberg yang mengetahui masalah tersebut, MIND ID tengah mengajukan proposal pinjaman senilai dengan nominal tersebut. Induk seluruh BUMN pertambangan itu dikabarkan berencana memakai sebagian dana yang diajukan itu untuk melunasi utang eksisting.
Kemungkinan besar, ungkap sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya tersebut, dana tersebut juga akan digunakan untuk mengakuisisi saham INCO.
Dalam kaitan itu, MIND ID dikabarkan sedang mencari tawaran dalam waktu satu bulan. Setelah mempertimbangkan proposal pinjaman, perusahaan mungkin – tergantung pada harganya – memilih pinjaman atau obligasi, atau keduanya, kata dua narasumber tersebut.
“MIND ID merencanakan pendanaan pihak ketiga pada 2024 sejalan dengan rencana bisnisnya, baik pinjaman bank maupun penerbitan obligasi,” kata Sekretaris Perusahaan Perseroan Heri Yusuf, dikutip Bloomberg.
(wdh)