Sementara Indonesia, produsen CPO terbesar dunia, mewajibkan adanya izin bagi ekspor seluruh produk minyak sawit mulai 15 Februari. Sebelumnya, izin ekspor hanya berlaku untuk CPO, olein, minyak jelantah, dan residu.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO sebenarnya masih bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 51,15. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Namun angka RSI itu tipis saja di atas 50. Jadi CPO mungkin dalam posisi yang cenderung netral.
Sedangkan indikator Stochastic RSI berada di 36,59. Masih dalam posisi jual (sell) dan belum mencapai titik jenuh.
Oleh karena itu, sepertinya koreksi harga CPO masih akan terjadi. Target support terdekat ada di MYR 3.867/ton. Jika tertembus, maka MYR 3.856/ton bisa menjadi support selanjutnya.
Adapun target resisten terdekat adalah MYR 3.880/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO naik ke MYR 3.886/ton.
(aji)