“Jadi jelas tidak cukup dan itu tercermin dari produksi padi, bukan hanya karena pupuk tapi karena El Nino itu turunnya banyak,” ungkapnya.
Selanjutnya, penyebab meningkatnya defisit APBN juga diakibatkan naiknya realisasi bantuan langsung tunai (BLT). Seperti, BLT Mitigasi Risiko Pangan yang sebesar Rp11 triliun.
“Kemudian yang kedua BLT naik untuk perubahan fluktuasi mitigasi harga sembako itu saja nilainya sudah Rp 11 triliun,” ucap Airlangga.
Tak hanya itu, Airlangga juga mengatakan tarif listrik dan BBM tidak akan naik sampai Juni 2024 mendatang, sehingga turut menyebabkan meningkatnya defisit APBN tahun ini.
Hal ini, menurutnya sesuai dengan keputusan dalam sidang kabinet paripurna pada pagi hari ini. Akibat keputusan itu, Airlangga mengatakan pemerintah membutuhkan anggaran tambahan untuk Pertamina dan PLN.
“Itu akan membutuhkan additional anggaran untuk Pertamina maupun PLN dan itu nanti akan diambil baik dari sisa SAL (Saldo Anggaran Lebih) maupun pelebaran defisit anggaran di 2024, jadi itu 2,3%-2,8%,” pungkasnya.
(azr/spt)