Untuk strategi kedua, meningkatkan monetisasi, akan dilakukan via inovasi produk dengan take rate (tingkat komisi) yang lebih tinggi, mulai dari produk Gopay Later, Gopay Pinjam, dan Gopay Tabungan by Jago. Untuk produk terakhir itu adalah hasil kerja sama dengan PT Bank Jago Tbk (ARTO).
Selanjutnya untuk strategi ketiga, memperkuat fundamental, perseroan akan mengambil langkah pengelolaan beban usaha secara disiplin, dari beban infrastruktur dan pengembangan TI, beban operasional tetap, dan insentif dan promosi.
Beban Terus Dipangkas
Per kuartal 4-2023, manajemen GOTO menyampaikan bahwa pada periode tersebut, GOTO berhasil mencapai EBITDA yang disesuaikan positif, atau mampu melampaui panduan kinerja EBITDA yang disesuaikan untuk tahun 2023.
“Namun rincian mengenai kinerja akan disampaikan saat paparan kinerja perseroan untuk kuartal empat dan tahun buku 2023, yang akan diumumkan pada Maret mendatang,” tulis manajemen GOTO, saat merilis penyelesaian transaksi Tiktok.
Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, setelah berhasil mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat 2023, perseroan akan mengakselerasi pertumbuhan, salah satunya melalui dukungan dan kerja sama dengan ekosistem mitra bisnis perseroan.
“Seiring dengan arah profitabilitas dan perbaikan arus kas GoTo, kami akan mengoptimalkan penggunaan modal dan sedang menyusun rencana alokasi modal ke depan. Rencana tersebut mencakup beberapa inisiatif termasuk kemungkinan dilakukannya pembelian kembali (buyback) saham, di mana hal ini akan bergantung pada persetujuan regulator dan pemegang saham,” kata Patrick, dalam siaran pers di bulan Januari lalu.
Per September 2023, atau periode 9 bulan, GOTO mampu memangkas rugi bersih periode berjalan hingga 54% menjadi Rp 9,59 triliun dari periode 9 bulan di tahun 2022 yakni Rp 20,91 triliun.
Perbaikan ini dihasilkan dari monetisasi dan pengurangan insentif serta beban pemasaran sebesar 36% pada Q3-2023, dibandingkan tahun sebelumnya, atau penghematan sebesar Rp 2,1 triliun untuk kuartal 3-2023.
“Penghematan itu secara keseluruhan berjumlah Rp 2,5 triliun dalam bentuk penghematan beban operasional tetap dan beban cloud dan TI yang disetahunkan. GoTo juga mengidentifikasi sejumlah penghematan tahunan dari dua kelompok beban usaha tersebut senilai sekitar Rp 450 miliar yang akan dibukukan secara bertahap,” tulis manajemen GOTO.
(mfd/dba)