Selain itu, menurut Suharso, pemerintah juga berencana meningkatkan belanja investasi yakni menjadi 0,5%-1% dari PDB. Pasalnya, saat ini realisasinya masih berada di bawah target.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto memastikan pemerintah akan menganggarkan dana khusus untuk program makan siang gratis bagi siswa sekolah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Besaran alokasi dana yakni sebesar Rp15.000 per orang.
Seperti diketahui, program makan siang gratis ini digagas oleh Paslon Prabowo dan Gibran dalam visi misinya. Dalam penghitungan nyata atau real count KPU, paslon ini unggul dibanding dua paslon lain. Namun, sampai saat ini, hasil penghitungan belum rampung.
“Per-anak kira-kira Rp15.000. Di luar (pemberian susu gratis),” ujar Airlangga saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (26/2/2024).
Selain itu, ia menjelaskan bahwa makan siang gratis sebesar Rp15.000 itu akan diberikan secara merata di seluruh Indonesia. Namun, ia menjelaskan menu yang akan diberikan diserahkan kembali kepada daerah masing-masing.
“Itu nanti dilepaskan ke daerah masing-masing, kan kita tidak menyeragamkan,” ujarnya.
Adapun, Airlangga belum merinci rencana serta tahapan pemberian makan siang dan susu gratis yang akan diberikan kepada anak-anak itu.
Dalam wawancara bersama Bloomberg Television, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran, Eddy Soeparno mengungkapkan program makan siang dan susu gratis diperkirakan menelan biaya lebih dari Rp 400 triliun. Angka ini lebih tinggi dari defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 yang sebesar Rp 347,6 triliun.
Untuk membiayainya, lanjut Eddy, pemerintahan Prabowo-Gibran (jika benar-benar terpilih) akan melakukan reformasi subsidi energi, utamanya bahan bakar minyak (BBM) dan Elpiji. Sebab, subsidi itu ternyata lebih banyak dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu.
“Sekitar 80% dari anggaran Rp 350 triliun untuk subsidi Solar dan Elpiji sebagian besar dinikmati oleh kelompok masyarakat berpendapatan menengah-tinggi,” tegas Eddy.
(lav)