Adapun, Zulhas mengatakan pasokan CBP di Perum Bulog saat ini adalah 1,4 juta ton. Selain itu, jumlah kuota penugasan impor beras pada 2024 mencapai 3,6 juta ton. Angka ini meningkat 1,6 juta ton dari penugasan semula yang diberikan kepada Perum Bulog sebesar 2 juta ton pada 2024.
“Impor tahun lalu 3,8 juta ton. Tahun ini 2 juta ton dan 1,6 juta ton, hampir 3,6 juta ton. Dalam perjalanan 500 ribu sudah masuk, stok Bulog per kemarin dapat laporan 1,4 juta ton. Jadi berasnya banyak,” ujarnya.
Bulog Harus Cermat
Kendati stok Bulog masih diklaim dalam batasan aman untuk mengisi pasokan di pasaran, kalangan pakar menilai perseroan tetap harus berhati-hati dalam mengelola distribusi dan pengadaan berasnya. Jika tidak, risiko defisit bahkan sebelum Juni bisa tidak terhindarkan.
Ekonom pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai, pada dasarnya, Bulog wajib hati-hati dalam menjaga tata kelola dan manajemen pengadaan beras dengan baik, khususnya di tengah isu kelangkaan beras premium di gerai-gerai ritel modern.
Sebab, saat ini Bulog mendapatkan 2 jenis penugasan oleh pemerintah. Pertama, bantuan pangan beras hingga Juni 2024 yang membutuhkan 1,32 juta ton beras dari CBP.
Kedua, penyaluran beras SPHP di pasar rakyat dan ritel modern. Khudori memperkirakan, Bulog setidaknya perlu menyalurkan 150.000 ton SPHP hingga masa panen yang diprediksi terjadi pada Mei 2024. Dengan demikian, dibutuhkan 0,6 juta ton CBP untuk penyaluran SPHP.
Dengan kata lain, Bulog setidaknya harus menyalurkan 1,92 juta ton beras untuk 2 jenis penugasan tersebut. Sementara itu, stok akhir di Bulog saat ini hanya ada 1,4 juta ton, di mana 0,8 ton telah diterima dan 0,6 juta ton dalam perjalanan
“Kalau stok akhir atau stok yang ada di Bulog sekarang 1,4 juta ton, dikurang 1,3 juta ton walaupun Januari sudah terealisasi, lalu ditambah 0,6 juta ton, tidak cukup kan,” ujar Khudori saat dihubungi Bloomberg Technoz.
Walhasil, Bulog harus menjaga tata kelola pengadaan beras, sebab, 1,4 juta ton hanya cukup untuk melakukan penugasan hingga Juni 2024.
Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi sebelumnya mengatakan Bulog masih terus berupaya menjaga ketersediaan stok CBP melalui pengadaan dari produksi dalam negeri dan pengadaan dari luar negeri atau impor yang bisa masuk setiap dibutuhkan.
Bayu tidak menjelaskan dengan lengkap ihwal kapan beras impor tersebut bakal masuk ke Indonesia, tetapi memastikan bahwa beras akan masuk sesuai dengan kapasitas bongkar pelabuhan-pelabuhan tujuan di Indonesia.
“Untuk pengisian stok pengganti akan diusahakan dari panen dalam negeri dan pengadaan luar negeri standby setiap saat dibutuhkan. [Impor] terus masuk sesuai kapasitas bongkar pelabuhan-pelabuhan tujuan,” ujar Bayu.
Sebelumnya, Bayu sempat mengatakan Bulog telah melakukan kontrak impor beras sebesar 1,040 juta ton untuk sisa penugasan 500.000 ton pada 2023 dan 500.000 penugasan pada 2024.
“Untuk bantuan pangan dan SPHP, yang sudah kontrak tahun ini 1.040 juta ton. Iya [termasuk tender tahun lalu],” ujar Bayu dalam konferensi pers di kantornya, medio bulan ini.
(dov/wdh)