Keputusan investasi lebih banyak pada produksi gas muncul ketika proyek-proyek di tempat lain terhenti karena ekspektasi kelebihan pasokan. Sementara itu, negara-negara tengah beralih dari bahan bakar fosil dan memilih alternatif lain. Menurut beberapa analis termasuk Badan Energi Internasional, permintaan gas global dapat mencapai puncaknya pada tahun 2030.
Amerika Serikat, yang saat ini memproduksi LNG dalam jumlah yang kurang lebih sama dengan Qatar, telah menghentikan sementara penerbitan lisensi ekspor baru selama 14 bulan sambil mempertimbangkan dampak ekspor yang lebih tinggi terhadap iklim, ekonomi, dan keamanan nasional.
Menurut Al Kaabi, keputusan tersebut akan memukul produsen-produsen kecil Amerika yang bergantung pada pengamanan perjanjian penjualan jangka panjang.
"Pembeli tidak akan memilih para penjual ini jika setiap hari pemerintah dapat menghentikan prosesnya," kata dia. "Sangat sulit untuk memiliki perencanaan jangka panjang jika Anda mengalami hal itu."
Harga gas alam telah merosot dalam beberapa bulan terakhir karena permintaan yang tidak terlalu banyak, tetapi juga karena krisis energi Eropa telah memudar. Sebagai salah satu produsen berbiaya rendah di dunia, Qatar sebenarnya terisolasi dari dampak penuh perubahan harga global. "Jika terjadi penurunan, kami akan mampu mengatasinya lebih dari yang lain," ujar dia.
(bbn)