Logo Bloomberg Technoz

"Tampaknya para pelaku pasar berharap realisasi inflasi inti PCE lebih rendah dari konsensus untuk menjaga harapan atas ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed sebanyak empat kali masing-masing 25 bps yang terus turun menjadi tiga kali," kata Fixed Income and Macro Strategist Lionel Prayadi dan Research Analyst Nanda Rahmawati dari Mega Capital Sekuritas, dalam catatan Senin pagi (26/2/2024).

Inflasi PCE Amerika pada Januari diprediksi naik lebih tinggi (Bloomberg)

Data inflasi PCE menjadi data sangat krusial mengingat selama ini The Fed menjadikannya pertimbangan utama menentukan kebijakan bunga. Konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg memperkirakan, inflasi PCE Januari sebesar 2,4% year-on-year dari bulan sebelumnya 2,6%. Sementara secara bulanan, inflasi PCE diperkirakan lebih tinggi 0,3% dari bulan sebelumnya 0,2%.

Inflasi inti PCE pada Januari diperkirakan sebesar 0,4% month-to-month dari Desember sebesar 0,2% dan sebesar 2,8% year-on-year dari sebelumnya 2,9%.

Para pejabat The Fed pekan lalu kompak menekankan bahwa mereka tidak akan terburu-buru menurunkan bunga dan baru akan menempuh pivot bila data inflasi benar-benar memperlihatkan penurunan yang berkelanjutan.

Data PCE yang dirilis Kamis nanti tersebut kemungkinan akan memvalidasi posisi The Fed itu sehingga menghapus harapan pasar akan terjadinya satu kali penurunan bunga dalam waktu dekat. 

Tim ekonom Bloomberg untuk Amerika Serikat, menilai, data inflasi PCE kemungkinan memang akan lebih tinggi mengikuti data sebelumnya yakni inflasi harga konsumen dan inflasi harga produsen yang juga tinggi.

"Hal itu belum akan menempatkan The Fed dalam posisi siap menurunkan bunga sehingga kami berpikir The Fed akan lebih luas melihat kenaikan Januari. Faktor-faktor temporer seperti inflasi musiman dan kenaikan tarif jasa keuangan menjadi faktor penyetir kenaikan inflasi Januari. Begitu juga ekspektasi kenaikan pendapatan yang datang dari penyesuaian biaya hidup dan data tingginya klaim pengangguran yang berkelanjutan," kata para ekonom Bloomberg Economics  Anna Wong, Stuart Paul, Eliza Winger dan Estelle Ou dalam kajian mutakhir.

Di pasar swap, para trader semakin meninggalkan harapan akan ada penurunan bunga The Fed pada semester 1-2024. Sejauh ini, ekspektasi penurunan bunga masih bertahan dengan skenario pivot dimulai pada Juni dengan probabilitas 55,9%.

Pasar domestik

Sentimen pasar global mempengaruhi langsung pergerakan pasar dalam negeri. Pada pekan lalu, pemodal asing banyak memborong saham. Pada saat yang sama, asing cenderung terus melepas Surat Berharga Negara (SBN) dan mengabaikan Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Investor asing kembali mencatat posisi jual bersih (net sell) di pasar SBN sebesar Rp190 miliar pada periode transaksi 19-22 Februari 2024, menggenapkan posisi net sell sepanjang tahun ini menembus angka Rp5,87 triliun sampai data 22 Februari menurut laporan Bank Indonesia.

Pada saat yang sama, investor asing melepas kepemilikan di Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp880 miliar. Sementara untuk saham, investor masih berlanjut melakukan aksi borong dengan mencatat posisi beli Rp2,08 triliun saham pada periode yang sama.

Kepemilikan SBN oleh pemodal asing (Bloomberg)

Kepemilikan asing di SBN kini berkurang menjadi sebesar Rp836,18 triliun, turun Rp4,06 triliun dibandingkan posisi pekan lalu. Kepemilikan asing di SBN bahkan sempat menyentuh Rp835,77 triliun, terendah sejak awal Desember lalu atau dalam tiga bulan terakhir.

Asing banyak melepas SBN di awal tahun dan pada saat yang sama memborong saham dan SRBI. Berdasarkan laporan yang sama, pemodal asing mencatat pembelian neto Rp23,26 triliun saham dan Rp25,3 triliun SRBI, sejak awal tahun hingga 22 Februari.

Minat pemodal asing yang lebih tinggi pada instrumen lebih berisiko seperti saham di satu sisi mungkin menunjukkan risk appetite pemodal asing lebih tinggi demi memburu cuan lebih besar di saham.

Sementara untuk instrumen fixed income, pemodal cenderung memburu instrumen dengan risiko jangka pendek seperti SRBI. SRBI menjadi tempat parkir dana jangka pendek asing alias hot money dengan tenor terpanjang hanya 12 bulan namun memberikan imbal hasil jauh melampaui yield tenor 10 tahun.

(rui)

No more pages