Sementara indikator Stochastic RSI berada di 28,74. Masih cenderung di posisi jual (sell) dan belum mencapai titik jenuh.
Ke depan, ruang kenaikan harga CPO masih terbuka meski relatif terbatas. Target resisten terdekat adalah MYR 3.856/ton. Jika tertembus, maka MYR 3.870/ton bisa menjadi resisten berikutnya.
Sedangkan target support terdekat adalah MYR 3.850/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO turun ke arah MYR 3.844/ton.
Friksi Geopolitik
Harga komoditas global tengah terancam akibat fragmentasi geopolitik yang makin mengemuka. Perang di Ukraina menjadi penyebab utama yang membuat perdagangan terpecah-belah.
Di satu sisi, ada Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dan di sisi lain ada Rusia dan para kameradnya. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menggarisbawahi bahwa perdagangan antar-negara dalam 2 blok ini makin mengecil dan perdagangan intra-blok meningkat. Perdagangan antar-blok tumbuh 4-6% lebih lambat dibandingkan intra-blok.
“Kami menemukan bukti awal bahwa ada tren menuju keberpihakan yang lebih kuat dalam hal perdagangan sejak perang di Ukraina. Temuan kami merujuk ada fragmentasi dalam perdagangan global,” sebut laporan WTO.
Tensi geopolitik yang meninggi dan mempengaruhi arus perdagangan, lanjut laporan WTO, bisa memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. WTO memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia bisa berkurang 0,8% jika arus perdagangan tetap mengalami fragmentasi.
Saat pertumbuhan ekonomi terhambat, maka permintaan akan melambat. Ini tentu akan berpengaruh terhadap harga berbagai komoditas, termasuk CPO.
(aji)