Oleh karena itu, sepertinya harga emas akan masuk fase konsolidasi. Target support terdekat ada di US$ 2.028/ons. Jika tertembus, maka US$ 2.016/ons akan menjadi support selanjutnya.
Sementara target resisten terdekat adalah US$ 2.038/ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik menuju US$ 2.041/ons.
Dolar Sedang Lesu
Tren positif harga emas akhir-akhir ini tidak lepas dari pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Dalam sepekan terakhir, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) melemah 0,33%.
Pekan ini, akan dirilis data Personal Consumption Expenditure (PCE), yang merupakan indikator inflasi pilihan bank sentral Federal Reserve. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan inflasi PCE secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Januari ada di 2,4%. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 2,6%.
Perlambatan laju inflasi diharapkan mampu membuat The Fed kian yakin terhadap pelonggaran kebijakan moneter. Harapan akan penurunan suku bunga acuan tahun ini akan makin terbuka jika inflasi tidak lagi meninggi.
Prospek penurunan suku bunga acuan tentu menjadi sentimen negatif bagi dolar AS. Saat dolar AS lesu, biasanya harga emas memang melaju.
Ini karena emas adalah aset yang dihargai dalam dolar AS. Pelemahan dolar AS akan membuat emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan pun naik sehingga harga mengikuti.
(aji)