Militer Israel menyatakan "mengintensifkan operasi" di wilayah barat Khan Yunis dengan menggunakan tank, tembakan jarak dekat, dan pesawat terbang.
Sebuah pernyataan militer menyatakan bahwa prajurit menghancurkan sebuah terowongan dan menggerebek rumah seorang agen intelijen militer senior di wilayah tersebut.
Gerakan Islam Palestina, Hamas, yang menguasai Gaza sejak 2007, mengatakan bahwa pertempuran sedang berlangsung di distrik Zeitun di Gaza utara.
Di sisi lain, David Barnea, kepala lembaga mata-mata Israel Mossad, bergabung dengan perundingan di Paris untuk berusaha menghentikan proses gencatan senjata.
Ia mendorong kesepakatan tentang pemulangan sandera yang diyakini ditahan oleh anggota Hamas yang masih tersisa.
Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar sangat terlibat dalam perundingan yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata dan pertukaran tahanan-sandera.
Amerika Serikat, sekutu utama Israel, sudah lama menentang upaya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam perang di Gaza, termasuk rencana untuk mencaplok Gaza sepenuhnya.
Pembicaraan tersebut terjadi saat kekhawatiran tentang krisis pangan warga sipil Gaza semakin meningkat. UNRWA, badan bantuan utama PBB untuk Palestina, menyatakan bahwa warga Gaza "berada dalam bahaya ekstrem sementara dunia menyaksikannya."
Kemarahan meningkat di dekat kamp pengungsi Jabalia, dan puluhan orang berdemo pada Jumat.
Seorang anak memegang tanda yang berbunyi, "Kami tidak mati karena serangan udara tetapi karena kelaparan."
Seorang bayi berusia dua bulan bernama Mahmud Fatuh meninggal karena "kekurangan gizi", menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Menurut badan amal Save the Children, risiko kelaparan diperkirakan akan meningkat selama pemerintah Israel terus menghalangi masuknya bantuan ke Gaza, serta masalah akses terhadap air, kesehatan, dan layanan lainnya.
(ros)
