Logo Bloomberg Technoz

Populasi China dilaporkan menyusut selama 2 tahun terakhir. Tahun 2023 dinyatakan sebagai tahun dengan angka kelahiran terendah sejak berdirinya Partai Komunis China pada 1949. Tahun lalu, India melampaui China sebagai negara dengan populasi terpadat di dunia.

Meskipun pemerintah telah melonggarkan batas jumlah anak yang diperbolehkan per pasangan, meluncurkan kampanye nasional yang mendorong keluarga untuk punya banyak anak dan menawarka bantuan finansial, tidak banyak yang berubah. Karena menurut laporan YuWA, sejumlah perempuan beranggapan pengorbanan yang harus dilakukan tidak sebanding dengan hasilnya.

Perempuan yang mengambil cuti melahirkan bahkan menghadapi kemungkinan "perlakuan tidak adil" di tempat kerja. Seperti dipindahkan ke tim lain, potong gaji, hingga kehilangan kesempatan promosi.

YuWa menambahkan, jika biaya cuti melahirkan sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan tanpa bantuan dari pemerintah, pengusaha kemungkinan akan menghindari perekrutan perempuan saat usia subur. Hal ini sudah banyak terjadi di China. Muncul laporan bahwa pera perempuan akan ditanya tentang rencana berkeluarga saat wawancara kerja, atau tidak diloloskan untuk suatu posisi meskipun mereka tidak berencana punya anak.

Di sisi lain, banyak perempuan yang berhenti bekerja saat membesarkan anak mereka. Dalam laporan YuWa, mengutip sejumlah penelitian, ketika mereka memilih untuk kembali ke dunia kerja, kesempatan yang bisa diperoleh sangat sulit. Bahkan perempuan yang punya anak kemungkinan akan mengalami penurunan gaji sebesar 12% hingga 17%.

Pengorbanan ini lebih umum terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Para perempuan di China kini lebih berpendidikan dan mandiri secara ekonomi daripada sebelumnya. Bahkan kini melebihi jumlah pria dalam program pendidikan tingkat tinggi.

Sehingga, para perempuan lebih banyak memprioritaskan karier dan pengembangan diri mereka daripada pernikahan dan persalinan.

(del)

No more pages