Kementerian tersebut juga mengeluarkan perintah perbaikan kepada Toyota Industries Ltd karena memanipulasi angka output daya untuk beberapa jenis mesin dieselnya.
Sertifikasi dicabut untuk tiga jenis mesinnya setelah pejabat kementerian melakukan inspeksi di tempat di kantor perusahaan, serta kantor Toyota dan Hino Motors Ltd.
Daihatsu Motor Co, unit Toyota lainnya, diberi perintah yang sama bulan lalu setelah terungkap bahwa kendaraannya tidak diuji dengan benar untuk keselamatan dalam kecelakaan. Pada Selasa (20/2), Daihatsu mengumumkan rencana untuk melanjutkan produksi tiga model kendaraan pada awal Maret. Sementara empat model dijadwalkan dilanjutkan pada 26 Februari.
Juru bicara Daihatsu pada Kamis malam mengatakan, perusahaan mulai memberikan kompensasi kepada pemasok dan mitranya pada pertengahan Februari.
"Sedikit demi sedikit, kami perlahan-lahan mendapatkan kembali kemampuan kami untuk menghidupkan kembali operasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan," kata juru bicara itu.
Toyota menunjuk Masahiro Inoue pada 13 Februari untuk menggantikan CEO Daihatsu Soichiro Okudaira. Pembuat mobil tersebut berupaya membangun kembali kepercayaan pada afiliasi pembuat truknya dan seluruh operasi grupnya.
Daihatsu, yang menjadi anak perusahaan Toyota sepenuhnya pada tahun 2016, menjadi perhatian pada Desember ketika penyelidikan internal mengungkap mereka telah memanipulasi hasil uji keselamatan dalam kecelakaan sejak 1989.
Skandal tersebut memaksa perusahaan, yang memproduksi truk "kei" ringan yang populer di kalangan pengemudi Jepang tersebut, untuk memberikan kompensasi kepada mitranya setelah menangguhkan produksi domestik.
Hampir sebulan kemudian, nasib serupa menimpa Toyota Industries setelah penyelidikan menemukan ketidakberesan dalam tes output dayanya.
Grup Toyota "perlu kembali ke awal" untuk bangkit dari serangkaian skandal baru-baru ini, kata Ketua Toyota Akio Toyoda kepada wartawan pada 30 Januari.
Pada tahun 2022, afiliasi Toyota lainnya, Hino, tertangkap memalsukan data emisi.
(bbn)