Kemudian alasan yang ketiga, sambungnya, approval rating Jokowi yang terbilang tinggi.
"Semua ahli poling, semua ahli politik, mengakui bahwa popularitas beliau sangat tinggi dan juga sangat besar pengaruhnya kepada kemenangan Prabowo-Gibran, yang mungkin secara official diumumkan oleh KPU," sambungnya.
Selain itu selama masa transisi kekuasaan, kata Drajad, proses penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) masih menjadi kewenangan pemerintahan Presiden Jokowi.
Sehingga keterlibatan sosok Jokowi dalam proses ini dianggap sangat penting untuk memastikan kelangsungan kebijakan yang telah dicanangkan sebelumnya.
"Bukan alasan permainan politik atau alasan lain-lain yang selama ini dituduhkan, atau diklaim, atau bahkan difitnah kan. Tidak. Lebih kepada alasan kelanjutan pembangunan, dan alasan untuk stabilitas politik, dan kelanjutan kebangunan kita," tegasnya.
(prc/ain)