Menurut Arief, seluruh izin untuk penugasan impor telah dipersiapkan menjelang Idulfitri sesuai dengan neraca komoditas yang ditetapkan.
Namun, Arief tidak menjelaskan dengan lengkap perihal komoditas pangan yang harus diimpor menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) tersebut.
“Intinya semua kita persiapkan dengan baik. Kalau pun harus ada importasi, neraca komoditas (NK) dan izin-izin sudah dipersiapkan jelang Lebaran,” ujar Arief saat dihubungi.
Pemerintah menetapkan jumlah kuota impor untuk sejumlah komoditas pangan pada 2024, seperti beras, gula konsumsi, jagung pakan untuk peternak, daging kerbau dan daging sapi. Keputusan ini ditetapkan melalui rapat terbatas neraca komoditas.
Berdasarkan informasi dari Badan Pangan Nasional kepada Bloomberg Technoz, pertama, kuota impor untuk beras pada 2024 adalah 2 juta ton. Dalam hal ini, Perum Bulog telah mendapatkan surat izin untuk melaksanakan penugasan impor tersebut dan dapat melakukan penjajakan (bidding) dengan negara eksportir mulai minggu depan.
Kedua, kuota impor untuk gula konsumsi sebesar 708 ribu ton (gula kristal mentah/GKM). Angka ini mengalami penurunan dibandingkan kuota impor tahun 2023 sebesar 991 ribu ton. Dalam hal ini, pemerintah optimistis bisa menyerap gula konsumsi dari produksi dalam negeri sehingga menurunkan kuota impor gula konsumsi.
Ketiga, pemerintah memberikan penugasan impor untuk jagung pakan peternak sebesar 500 ribu ton kepada Bulog. Adapun 250 ribu ton jagung pakan untuk peternak telah masuk ke Indonesia dan pemerintah tengah mengupayakan untuk merealisasikan sisa kuota impor di tahun ini.
Keempat, kuota impor untuk daging kerbau pada tahun 2024 adalah sebesar 150 ribu ton. Perinciannya, 100 ribu merupakan penugasan untuk Bulog dan 50 ribu diberikan kepada swasta.
Terakhir, kuota impor untuk daging sapi pada 2024 sebesar 20 ribu melalui ID FOOD. Adapun daging sapi untuk penugasan impor adalah daging sapi Brasil.
(dov/wdh)