Pemicu anjloknya sejumlah harga saham emiten semen adalah kinerja keuangan Perseroan yang kurang memuaskan pada kinerja tahun buku 2022. Bersamaan dengan sejumlah risiko yang akan dihadapi pada 2023, salah satunya adalah lonjakan beban biaya operasional.
Sebagai contoh adalah kinerja keuangan SMGR. Pendapatan Perseroan tahun lalu tercatat Rp 36,4 triliun, terkoreksi 0,9% secara tahunan.
Semen Indonesia hanya mencatatkan penjualan semen dalam negeri sebesar 31,6 juta ton, angka ini terkontraksi 7,2%. Diikuti dengan penurunan penjualan secara regional menjadi hanya 5,3 juta ton.
“Penurunan disebabkan oleh pola konsumsi rumah tangga yang beralih untuk transportasi, komunikasi, hotel, dan restoran yang beriringan dengan pelonggaran PPKM di tahun lalu, yang membuat permintaan (semen) domestik terkontraksi 4,8% secara tahunan pada 2022," papar Aqil Triyadi Research Analyst Panin Sekuritas, dalam risetnya yang diterbitkan Rabu (15/3/2023).
Sementara itu, laba bersih SMGR tahun lalu membukukan angka Rp 2,36 triliun, naik 15% secara tahunan. Akan tetapi pencapaian ini tercatat berada di bawah estimasi Bloomberg sebesar Rp 2,56 triliun.
(fad/wep)
