“WK Mahakam merupakan salah satu tulang punggung produksi migas Indonesia. Saat ini produksi gas WK Mahakam dikomersialisasikan untuk memenuhi kebutuhan industri pupuk, petrokimia, pembangkit listrik, serta gas kota di wilayah Kalimantan Timur," ujar John Anis dalam siaran persnya, Kamis (22/2/2024).
Selain itu, kata John, sebagian lainnya digunakan untuk produk gas alam cair atau liquified natural gas (LNG) melalui fasilitas milik PT Badak LNG untuk memenuhi kontrak domestik.
Sisanya, atau kelebihannya jika ada, akan digunakan untuk ekspor sesuai alokasi yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM.
Proyek OPLL-3B ini, kata John, diharapkan akan menambah cadangan migas dan berkontribusi pada keberlanjutan produksi WK Mahakam, menciptakan value creation bagi perusahaan, serta memberikan multiplier effect bagi ekonomi regional, berupa pemenuhan kebutuhan gas domestik, kilang Pertamina RDMP, pemberdayaan kontraktor lokal, serta peningkatan kapasitas nasional.
“Kami terus melakukan langkah strategis untuk melakukan pengembangan sumur migas agar memberikan nilai yang signifikan bagi seluruh pemangku kepentingan. Oleh karena itu, pengerjaan sumur-sumur pada proyek OPLL-3B Offshore ini pun akan menggunakan platform-platform eksisting sehingga dapat mengoptimalkan fasilitas produksi yang masih berfungsi dengan baik."
Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan cadangan WK Mahakam sekitar 75 miliar kaki kubik (BCF) gas dan 1 juta barel setara minyak (MMbbl) kondensat.
Produksi puncak dari proyek ini diprediksikan akan tercapai pada 2026, dengan perkiraan sekitar 70 MMscfd untuk gas dan 1200 bbls/day kondensat.
(ibn/wdh)