Bloomberg Technoz, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga telah melakukan pembaharuan data perolehan suara pada Pemilu Legislatif atau Pileg 2024. Hingga pukul 10.00 WIB, Kamis (22/2/2024), penghitungan nyata atau real count KPU telah mengumpulkan data pada 502.660 dari 823.236 TPS di dalam dan luar negeri; atau sekitar 60,06%.
Berdasarkan perolehan suara sementara, sembilan partai politik masih memenuhi ambang batas atau parlementary threshold, termasuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Akan tetapi, laju perolehan suara Partai Golkar cukup menyita perhatian. Persentase perolehan suara Partai pimpinan Airlangga Hartarto tersebut terus meningkat dan nyaris menyamai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang duduk di posisi pertama dengan 16,9% suara nasional.
Partai berlambang pohon beringin tersebut saat ini tercatat menguasai 10.385.569 suara atau setara 15,13% suara nasional. Angka ini meroket jauh dari perolehan suara Partai Golkar pada Pileg 2019 yang hanya meraih 12,31% suara nasional.
Padahal, pada Pemilu 2024, Golkar tak mengirimkan kadernya sebagai calon presiden atau pun calon wakil presiden. Mereka hanya berada pada koalisi yang mengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Hasil berbeda justru dialami Partai Gerindra yang ketua umumnya, Prabowo maju sebagai capres. Meski menang, Partai Gerindra hanya mendapatkan efek peningkatan suara yang sangat tipis.
Pada data terkini, Partai Gerindra memperoleh 9.229.318 suara atau setara 13,44% suara nasional. Naik tipis dari perolehannya pada Pileg 2019 yaitu 12,57% suara nasional.
PDIP memang masih menjadi pemuncak sementara perolehan suara. Persentase perolehan suara Partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut masih berada pada 16,9% suara nasional. Turun cukup dalam dari perolehan mereka pada Pileh 2019 yang mencapai 19,33%.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berada pada posisi keempat dengan menguasai 11,81% suara nasional. Pada posisi berikutnya secara berurutan berada Partai Nasdem dengan perolehan sementara 9,4%; Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 7,48%; Partai Demokrat 7,41%; dan Partai Amanat Nasional (PAN) 6,93%.
Sedangkan PPP masih berada di sekitar ambang batas dengan menguasai 4,05% suara nasional. Mereka terancam tak lolos ke DPR jika perolehan suaranya terus turun hingga di bawah 4%.
Sembilan partai lainnya tercatat belum memenuhi ambang batas lolos ke DPR. Hal ini termasuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di bawah kepemimpinan putera bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep yang masih berkutat sekitar 2,54% suara nasional.
(red/frg)