Perkembangan ini terutama ditopang oleh aliran investasi portofolio yang kembali masuk ke pasar keuangan domestik sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang mulai mereda. Investasi langsung tetap kuat dengan membukukan surplus yang relatif stabil sejalan dengan optimisme investor terhadap prospek ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga. Transaksi investasi lainnya juga mencatat surplus didorong penarikan pinjaman luar negeri pemerintah dan swasta.
Untuk keseluruhan 2023, NPI membukukan surplus US$ 6,3 miliar. Lebih tinggi dibandingkan 2022 yang surplus US$ 4 miliar.
Transaksi berjalan sepanjang 2023 mencatat defisit US$ 1,6 miliar (0,1% PDB), setelah membukukan surplus US$ 13,2 miliar (1% PDB) tahun 2022. Perkembangan ini dipengaruhi oleh penurunan surplus neraca perdagangan barang, seiring kondisi perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas, serta permintaan domestik yang kuat. Di sisi lain, defisit neraca jasa berkurang sejalan dengan kenaikan jumlah wisatawan mancanegara seiring pemulihan sektor pariwisata yang terus berlangsung.
Transaksi modal dan finansial sepanjang 2023 mencatat surplus US$ 8,7 miliar. Jauh membaik dibandingkan 2022 yang defisit US$ 8,7 miliar. "Ditopang oleh surplus investasi langsung dan investasi portofolio di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," lanjut laporan BI.
(aji)