Lebih lanjut, Resvani mengatakan salah satu cara untuk memaksimalkan hal tersebut yakni pemerintah mesti menempatkan wakil-wakil yang berkompeten untuk memegang posisi-posisi strategis dalam kendali manajemen Vale Indonesia.
Strategi itu, kata dia, juga dapat membuka keran kesuksesan ke depan dalam operasional pertambangan yang diharapkan makin menerapkan tata kelola standar tinggi.
"Dengan tujuan itu tadi, kinerja perusahaan harus tetap baik dan akan lebih baik ke depannya, dengan cara menempatkan orang-orang [MIND ID] yang kompeten di situ. Lalu mengikuti standar-standar yang sudah baik di Vale, [kalau] yang baik tidak di rubah."
Transparansi
Hal lain yang harus diperhatikan pemerintah adalah yakni transparansi dalam proses akuisisi saham Vale tersebut, yang mesti dijauhkan dari praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Jika pemerintah senantiasa terbuka dalam memperlihatkan seluruh proses perjalanan panjang untuk 'menasionalisasi' Vale, kata Resvani, ke depan MIND ID akan terhindar dari upaya kontra dan perlawanan, yang dapat menghambat jalannya operasional perusahaan.
"Ini betul-betul penting. Terakhir, mungkin juga perlu diperhatikan adalah sumber pendanaannya dari mana? itu perjanjian-perjanjian dari funding pendanaan untuk bisa akuisisi Vale ini seperti apa? Itu juga harus diperhatikan, supaya tidak mengganggu pengembangan dari MIND ID itu sendiri," tutur dia.
Sebelumnya, MIND ID dikabarkan tengah mencari pinjaman pihak ketiga senilai US$2 miliar (sekitar Rp31,28 triliun).
Menurut sumber Bloomberg yang mengetahui masalah tersebut, MIND ID tengah mengajukan proposal pinjaman senilai dengan nominal tersebut. Induk seluruh BUMN pertambangan itu dikabarkan berencana memakai sebagian dana yang diajukan itu untuk melunasi utang eksisting.
Kemungkinan besar, ungkap sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya tersebut, dana tersebut juga akan digunakan untuk mengakuisisi saham INCO.
Dalam kaitan itu, MIND ID dikabarkan sedang mencari tawaran dalam waktu satu bulan. Setelah mempertimbangkan proposal pinjaman, perusahaan mungkin – tergantung pada harganya – memilih pinjaman atau obligasi, atau keduanya, kata dua narasumber tersebut.
“MIND ID merencanakan pendanaan pihak ketiga pada 2024 sejalan dengan rencana bisnisnya, baik pinjaman bank maupun penerbitan obligasi,” kata Sekretaris Perusahaan Perseroan Heri Yusuf, dikutip Bloomberg.
Direksi Vital
Di tempat terpisah, Rabu (21/2/2024), Staf Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya memastikan akan merombak jajaran manajemen Vale Indonesia setelah divestasi 14% saham INCO ke MIND ID rampung.
Dari kesepakatan yang telah dibuat Desember tahun lalu, menurut Arya, mayoritas direksi MIND ID akan ditentukan oleh Kementerian BUMN. Namun, dia belum bisa memastikan direksi apa saja yang akan diisi oleh MIND ID.
“Tunggu saja, pokoknya direksi vital di mana-mana, siapa pemegang saham mayoritas [MIND ID] pasti pegang yang vital-vital,” kata Arya saat berbincang dengan media, Rabu (21/2/2024).
Setelah melalui proses yang cukup panjang, rencana pemerintah Indonesia untuk mengakuisisi tambahan saham sebesar 14% dari Vale Indonesia kepada MIND ID saat ini telah mendekati titik puncak.
Saat ini, kepemilikan saham INCO oleh MIND ID adalah 20%. Dengan demikian, pascaakuisisi, holding BUMN pertambangan itu akan mengantongi 34% porsi saham penambang asal Brasil tersebut.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, kedua perusahaan sudah menyepakati harga saham yang didivestasikan, setelah lobi-lobi berlangsung sangat alot sejak medio tahun lalu.
Arifin pun mengonfirmasi kabar bahwa akuisisi saham INCO oleh holding BUMN pertambangan itu disepakati di harga sekitar Rp3.000-an/lembar saham, meski pihak vale membantah belum ada kesepakatan harga.
“Ya, sekitar segitu. Pokoknya itulah, Rp3.000 plus,” ujarnya saat dimintai konfirmasi oleh Bloomberg Technoz, Jumat (16/2/2024).
Dia pun mengisyaratkan harga tersebut sudah mencakup diskon dari harga pasar, meski dia tidak mengelaborasi berapa persen korting harga yang didapatkan oleh MIND ID.
Saat ini, Arifin menegaskan finalisasi divestasi saham Vale Indonesia hanya tinggal mencakup urusan administrasi legal. Pemerintah juga memastikan penandatangan kesepakatan divestasi itu juga bakal rampung pada awal pekan depan.
Setelah akuisisi tersebut, Arifin juga mengonfirmasi MIND ID itu juga bakal mengisi posisi-posisi strategis dalam jajaran direksi Vale Indonesia.
-- Dengan asistensi Mis Fransiska Dewi
(wdh)