Seperti yang diwartakan Bloomberg News, The Fed lebih khawatir akan risiko penurunan suku bunga acuan terlalu cepat ketimbang membiarkannya tetap tinggi dan berpotensi merusak ekonomi. Para pembuat kebijakan menginginkan bukti lebih lanjut bahwa inflasi benar-benar menuju target 2% sebelum menurunkan suku bunga.
Dari regional Asia, Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, defisit Neraca Perdagangan Jepang turun tajam menjadi JPY1,76 triliun di bulan Januari dari sebelumnya menyentuh JPY3,51 triliun di periode yang sama tahun lalu dan juga lebih rendah dari ekspektasi pasar, JPY1,93 triliun.
“Ekspor lompat 11,9% Y/Y, tercepat dalam 14 bulan terakhir didorong oleh membaiknya permintaan dari AS dan Tiongkok sementara Impor jatuh 9,6% Y/Y sehingga memperpanjang rangkaian penurunan menjadi 10 bulan beruntun,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
(fad)