Keputusan ini searah dengan perkiraan pasar. Konsensus yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 29 institusi seluruhnya memperkirakan BI-Rate tetap bertahan di 6% yang sudah ada sejak Oktober tahun lalu.
Kebijakan moneter, lanjut Perry, keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro–stability, yaitu untuk penguatan stabilitas nilai tukar rupiah serta langkah pre–emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.
Kali ini Perry menyebut dengan gamblang bahwa ruang penurunan suku bunga acuan cukup terbuka. "Kami sudah kasih hint, baseline kami di Semester-II," ungkapnya. Namun, pemangkasan suku bunga acuan bisa terjadi dengan beberapa prasyarat.
Pada kesempatan yang sama BI menuturkan, pertumbuhan kredit perbankan pada Januari 2024 tumbuh 11,83%, didorong oleh kondisi penawaran dan permintaan yang sama-sama kuat.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja, masing-masing naik 13,39% dan 12,26%. Kemudian, diikuti oleh kredit konsumsi yang tumbuh 9,64%.
Dari global, Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) juga melansir risalah rapat terbaru Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) pada 30–31 Januari 2024. Risalah rapat itu menyebut sejumlah pejabat The Fed sepakat bahwa biaya pinjaman kemungkinan sudah mencapai puncaknya.
Akan tetapi waktu pasti penurunan suku bunga pertama masih belum jelas. Risalah tersebut mengindikasikan dukungan yang semakin besar di antara sekelompok pembuat kebijakan untuk memperlambat laju pengurangan portofolio aset oleh The Fed. Langkah tersebut akan sejalan dengan penurunan suku bunga untuk mulai melonggarkan kebijakan moneter.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, The Fed lebih khawatir akan risiko penurunan suku bunga acuan terlalu cepat ketimbang membiarkannya tetap tinggi dan berpotensi merusak ekonomi. Para pembuat kebijakan menginginkan bukti lebih lanjut bahwa inflasi benar-benar menuju target 2% sebelum menurunkan suku bunga.
Dari regional Asia, Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, defisit Neraca Perdagangan Jepang turun tajam menjadi JPY1,76 triliun di bulan Januari dari sebelumnya menyentuh JPY3,51 triliun di periode yang sama tahun lalu dan juga lebih rendah dari ekspektasi pasar, JPY1,93 triliun.
“Ekspor lompat 11,9% Y/Y, tercepat dalam 14 bulan terakhir didorong oleh membaiknya permintaan dari AS dan Tiongkok sementara Impor jatuh 9,6% Y/Y sehingga memperpanjang rangkaian penurunan menjadi 10 bulan beruntun,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,05% ke 7.349 disertai dengan munculnya volume penjualan.
“Pada label hitam, posisi IHSG sudah berada di akhir wave b dari wave (ii), sehingga IHSG akan rawan terkoreksi kembali membentuk awalan wave c ke rentang area terdekatnya di 7.200-7.272, dengan catatan IHSG belum mampu break resistance di 7.403,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (22/2/2024).
Herditya juga memberikan catatan, apabila IHSG mampu break 7.403 yang merupakan level All Time High-nya, maka IHSG berpeluang kembali menguat membentuk label merah untuk menguji 7.420-7.500.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, PGAS, TOWR, UNIQ, dan PTBA.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG menjaga peluang uji resistance 7.380 di Kamis (22/2) pada hari ini.
Indeks-indeks Wall Street berakhir flat di Rabu (21/2). Hal tersebut seiring dengan risalah FOMC pada (22/2) yang menunjukkan adanya rasa optimisme bahwa langkah kebijakan The Fed telah berhasil menurunkan inflasi, setelah pada pertengahan tahun 2022 mencapai level tertinggi.
Selain itu, perekonomian yang stabil, yang tumbuh 2,5% pada tahun 2023, menambah optimisme The Fed bahwa 11 kali kenaikan suku bunga yang dilaksanakan sejak 2022 tidak menghambat pertumbuhan secara signifikan.
“Secara teknikal, terbentuk lower shadow yang panjang serta masih terbentuk positive slope pada MACD. Dengan demikian, IHSG masih berpotensi menguji resistance 7.380 di Kamis (22/2),” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi MAPI, MYOR, MIKA, MBMA, dan ISAT.
(fad)