Rencana Bahlil mungkin akan menghadapi tantangan berat, mengingat asosiasi pertambangan besar di Australia dan Menteri Perdagangan Kanada juga mengatakan mereka tidak tertarik dengan gagasan pembentukan aliansi itu.
Penambang utama logam lainnya adalah kelompok yang beragam termasuk Rusia, Kaledonia Baru, dan Ch
ina.
Rencana nikel Indonesia adalah bagian dari tujuan Presiden Joko Widodo untuk menambah nilai lebih di dalam negeri dan menjadikan Indonesia sebagai bagian penting dari rantai pasok baterai.
Indonesia, bersama dengan Australia, juga memiliki cadangan logam terbesar, dengan Brasil tidak jauh di belakangnya. Harga nikel, yang juga digunakan untuk membuat baja nirkarat, telah naik sekitar dua pertiga sepanjang dekade ini karena melonjaknya permintaan kendaraan listrik.
Kebijakan larangan ekspor bijih logam oleh Jakarta pada 2020 terbukti berhasil meningkatkan nilai pengiriman nikel Indonesia menjadi US$ 30 miliar dari US$3 miliar dalam dua tahun karena perusahaan China membangun kilang dan peleburan di Indonesia.
Di sisi lain, Filipina sedang mempertimbangkan untuk mengikuti jejak Indonesia dengan mengenakan pajak ekspor bijih nikel untuk memikat investasi di pabrik pengolahan.
Namun, nikel Filipina memiliki kualitas yang lebih rendah daripada Indonesia dan memiliki cadangan yang jauh lebih kecil, yang berarti akan lebih sulit untuk menarik dana, kata Bravo pada Senin.
Alih-alih, Filipina harus fokus pada peningkatan kerja sama antara penambang skala kecil untuk mendirikan fasilitas pemrosesan, dan memperluas area di mana perusahaan diizinkan untuk mengeksplorasi, katanya.
Pembentukan aliansi yang dipromosikan oleh Indonesia hanya akan menarik bagi Filipina jika difokuskan pada berbagi praktik dan teknologi terbaik serta penggelaran sumber daya yang lebih efisien, kata Bravo.
(bbn)