Industri Perikanan Perlu Terapkan ESG untuk Transparansi Publik
Bloomberg Technoz, Jakarta - Pada awal Februari lalu, Aruna menggelar Indonesia Ocean Sustainability Forum (IOSF) sebagai bentuk ketegasan dan komitmen mendorong implementasi prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) guna mewujudkan keberlanjutan ekosistem laut. IOSF kali ini mengangkat tema “Navigating the Blue Economy: Promoting the Sustainable Indonesian Ocean Industry”. Kegiatan ini turut dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan lintas disiplin baik domestik maupun internasional mulai dari akademisi, advisor, pemerintahan seperti KKP, Kemenkomarves, Kemendag, dan Bappenas.
Secara khusus, diskusi ini dihadiri langsung sejumlah pembicara, seperti Dr. Darian Mcbain (Outsourced Chief Sustainability Officer Asia, Former CSO Thai Union), Lauren Blasco (Head of ESG, AC Ventures), Rahajeng Pratiwi (Program Lead for Sustainable Finance Program, IFC), Prof. Luky Adrianto (Guru Besar FPIK IPB University dan Sustainability Advisor Indonesia), untuk membahas pentingnya implementasi ESG dalam praktik bisnis dari berbagai perspektif.
Prof. Luky Adrianto (Guru Besar FPIK IPB University dan Sustainability Advisor Indonesia) menyebutkan, "Jika Aruna, misalnya, mendefinisikan dirinya sebagai perusahaan perikanan, maka harap dipahami bahwa keberlanjutan adalah DNA inti atau jantungnya perusahaan. Memang, keberlanjutan sejatinya penting bagi setiap perusahaan, tetapi dua kali lipat jauh lebih penting bagi industri yang mengelola sumber daya alam."
Rahajeng Pratiwi (Program Lead for Sustainable Finance Program, IFC) dari perspektif bisnis dan keuangan kemudian menambahkan, “Jika kita makan ikan hari ini dan jika cucu-cucu kita masih bisa makan ikan dengan kuantitas dan kualitas yang sama 10 tahun kemudian dari hari ini, itulah yang disebut keberlanjutan. Jika sebuah perusahaan mengklaim bahwa perusahaan tersebut berkelanjutan, yang memang sesungguhnya adalah sebuah keharusan, ya, boleh saja, tetapi jangan kemudian greenwash atau klaim berlebihan—semenggoda apapun untuk menempatkan 'klaim bagus' tersebut ke laporan keberlanjutan perusahaan."
Pada kegiatan IOSF ini, Aruna sekaligus merilis komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan, yakni “SEA Pledge 2030”. SEA Pledge 2030 adalah wujud komitmen dan transparansi Aruna untuk mencapai kinerja perusahaan yang sehat dan sustainable pada 2030 mendatang. Aruna mengintegrasikan SEA Pledge ke dalam bisnis proses yang dituangkan dalam SEA for All Commitment 2030. SEA for All Commitment 2030 ini meliputi tiga hal utama, yaitu Sustainably sourced seafood, Empowering stakeholders, dan Advocating for sustainability. Komitmen ini menjadi sebuah peta jalan untuk mencapai visi besar Aruna: menjadikan Indonesia sebagai pusat maritim di dunia pada tahun 2045.