Dua, ekonomi masih tumbuh bagus. "Dan terutama kalau rupiah continue stable bahkan cenderung menguat," katanya.
Faktor utama yang mempengaruhi dinamika nilai tukar rupiah, tambah Perry, adalah sentimen eksternal yaitu arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve. Saat sudah ada kejelasan kapan The Fed menurunkan suku bunga acuan, maka dolar AS tidak akan menguat signifikan.
"Begitu ada kepastian Fed Funds Rate, dolar tidak akan terus-terusan kuat," ujarnya.
The Fed, demikian Perry, diperkirakan baru menurunkan suku bunga acuan pada paruh kedua tahun ini. Penurunanya diperkirakan 75 basis poin (bps).
"Tempo hari, bulan lalu, kami jelaskan terjadi koreksi ekspektasi di pasar. Pada November-Desember, diperkirakan Fed Funds rate bisa turun lebih cepat dan lebih banyak. Namun bulan lalu terjadi koreksi, dan dengan data terbaru mengkonfirmasi perkiraan kami bahwa Fed Funds Rate baru turun semester II, 75 bps," terang Perry.
(aji)