"Secara umum, sektor-sektor ini menunjukkan kinerja usaha korporasi yang baik, dan mendorong terjaganya kemampuan membayar," kata Perry.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja, masing-masing naik 13,39% dan 12,26%. Kemudian, diikuti oleh kredit konsumsi yang tumbuh 9,64%.
Dari sisi permintaan, peningkatan kredit ditopang terjaganya kinerja korporasi dan rumah tangga. Secara sektoral, pertumbuhan kredit terjadi di sektor pertambangan, jasa sosial, dan jasa dunia usaha.
Pembiayaan syariah terus melanjutkan pertumbuhan tinggi, yakni mencapai 15,67% pada Januari 2024. Sementara itu, kredit usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) tumbuh 8,97%.
"Ke depan pertumbuhan kredit diperkirakan meningkat di level 10-12%," tegas Perry.
(lav)