Namun, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang mendukung posisi Smotrich tak lama setelah wawancara radio tersebut. Netanyahu menyatakan bahwa “banyak tekanan dari dalam dan luar negeri terhadap Israel untuk menghentikan perang sebelum kita mencapai semua tujuan kita, termasuk kesepakatan untuk membebaskan sandera dengan cara apa pun.”
Dia juga menyatakan, "kami tidak bersedia membayar harga berapa pun, tentu saja bukan biaya khayalan yang diminta Hamas dari kami, yang berarti kekalahan bagi negara Israel." Pernyataan itu muncul pada saat AS berencana mengirim utusannya ke Timur Tengah untuk melanjutkan perundingan antara AS, Mesir, dan Israel.
Pernyataan itu muncul pada saat Amerika Serikat (AS) berencana mengirim utusannya ke Timur Tengah untuk melanjutkan perundingan antara Mesir, Israel, Qatar, dan Amerika Serikat, yang berusaha menjadi perantara dalam gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Selama serangan yang dipimpin Hamas di kota-kota Gaza pada 7 Oktober, Israel mengatakan 1.200 orang tewas dan 253 orang lainnya diculik. Hamas mengklaim serangan itu sebagai tindak balas atas penyerbuan Masjid Al Aqsa dan pembunuhan dan penangkapan ribuan warga Palestina.
Lebih dari 29.000 warga Palestina dibunuh oleh Israel setelah itu, dan ribuan lainnya hilang atau mati di bawah reruntuhan. Selama jeda kemanusiaan selama seminggu pada November, Hamas membebaskan 110 warga Israel dan orang lain. Ini adalah pembebasan sandera terbesar sejauh ini.
(ros)