Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Dalam sebuah survei terbaru terhadap warga Jepang yang sudah menikah, 68% pasangan suami-istri (pasutri) mengaku jarang atau bahkan tidak melakukan hubungan intim sama sekali.

Survei tersebut dilakukan oleh Raison d'Etre, sebuah biro desain web dan periklanan internet yang berbasis di Shinjuku, Tokyo. Dikutip dari media Jepang Nippon.com, 32% pasutri mengaku rutin berhubungan intim, sementara 44% tidak melakukan hubungan intim sama sekali atau hanya sedikit, sedangkan 24% sisanya jarang berhubungan intim.

Survei tersebut dilakukan terhadap 4.000 orang yang sudah menikah di usia 20 hingga 50 tahun, dengan 500 perempuan dan laki-laki untuk setiap kelompok usia.

Berdasarkan jenis kelamin dan usia, 51% perempuan yang sudah menikah di usia 20-an sedikit atau bahkan tidak pernah berhubungan intim. Persentase tersebut melonjak menjadi 67,8% di antara perempuan berusia 30-an.

Sementara untuk pria, persentase mereka yang sedikit atau sama sekali tidak melakukan hubungan intim selama menikah mencapai 53,4% dalam kelompok usia 20-an. Sementara pria di usia 30-an, persentase mereka yang sedikit atau tidak pernah berhubungan intim selama menikah melonjak menjadi 71,4%.

Saat ditanya kondisi pernikahan mereka, 66% dari pasutri yang tidak melakukan hubungan intim menggambarkan hubungan mereka "baik" atau "cukup baik". 

Lansia di Jepang. (Sumber: Bloomberg)

Alasan Tidak Berhubungan Intim

Penelitian oleh Raison d'Etre tidak mengungkap alasan pasangan yang sudah menikah di Jepang tidak melakukan hubungan intim. Namun, penelitian yang dilakukan berulang kali oleh Asosiasi Keluarga Berencana Jepang (Japan Family Planning Association/JFPA) selama 20 tahun terakhir menjelaskan masalah ini.

Dalam penelitian yang dirilis pada 2017 oleh direktur JFPA Dr. Kunio Kitamura, dikutip dari Japan Times, 35,2% laki-laki mengaku 'kelelahan karena bekerja' sehingga tidak melakukan hubungan intim dengan istrinya. Namun, Kitamura mengatakan survei tersebut tidak dapat mengkonfirmasi adanya korelasi antara jumlah jam kerja dan keengganan untuk berhubungan intim.

Sementara 12,8% pria mengaku rasa cinta sudah kepada istri sudah hilang, dan hanya memandang mereka sebagai anggota keluarga.

Bagi perempuan, 22,3% menyebut berhubungan intim adalah satu hal yang "merepotkan".

Krisis Populasi

Keengganan pasutri untuk berhubungan seks kemudian dihubungkan dengan krisis populasi yang terjadi di Jepang. Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi, jumlah warga Jepang mengalami penurunan di seluruh perfektur menjadi 122,4 juta pada 2022.

Di tahun tersebut, seperti dilaporkan Bloomberg News sebelumnya, jumlah anak yang lahir secara nasional turun di bawah 800.000 untuk pertama kalinya sejak pencatatan dimulai pada 1899.

Business Insider sebelumnya juga pernah melaporkan fenomena "kota hantu" di Jepang pada 2021, yang mendapati banyak rumah di pedesaan yang ditinggalkan dan dijual. Selain karena banyak penduduk desa yang memilih bermigrasi ke kota, menyusutnya populasi juga menjadi salah satu alasan.

Krisis populasi juga menyebabkan banyak sekolah tutup di Jepang. Seperti diberitakan oleh Reuters, penutupan sekolah di daerah pedesaan Jepang meningkat karena angka kelahiran di Jepang yang anjlok. 

Menurut data pemerintah, setiap tahun Jepang menutup 450 sekolah. Terhitung sejak 2002 hingga 2020, tercatat hampir 9.000 sekolah dilaporkan telah ditutup.

(del/hps)

No more pages