Saat ditanya kondisi pernikahan mereka, 66% dari pasutri yang tidak melakukan hubungan intim menggambarkan hubungan mereka "baik" atau "cukup baik".
Alasan Tidak Berhubungan Intim
Penelitian oleh Raison d'Etre tidak mengungkap alasan pasangan yang sudah menikah di Jepang tidak melakukan hubungan intim. Namun, penelitian yang dilakukan berulang kali oleh Asosiasi Keluarga Berencana Jepang (Japan Family Planning Association/JFPA) selama 20 tahun terakhir menjelaskan masalah ini.
Dalam penelitian yang dirilis pada 2017 oleh direktur JFPA Dr. Kunio Kitamura, dikutip dari Japan Times, 35,2% laki-laki mengaku 'kelelahan karena bekerja' sehingga tidak melakukan hubungan intim dengan istrinya. Namun, Kitamura mengatakan survei tersebut tidak dapat mengkonfirmasi adanya korelasi antara jumlah jam kerja dan keengganan untuk berhubungan intim.
Sementara 12,8% pria mengaku rasa cinta sudah kepada istri sudah hilang, dan hanya memandang mereka sebagai anggota keluarga.
Bagi perempuan, 22,3% menyebut berhubungan intim adalah satu hal yang "merepotkan".
Krisis Populasi
Keengganan pasutri untuk berhubungan seks kemudian dihubungkan dengan krisis populasi yang terjadi di Jepang. Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi, jumlah warga Jepang mengalami penurunan di seluruh perfektur menjadi 122,4 juta pada 2022.
Di tahun tersebut, seperti dilaporkan Bloomberg News sebelumnya, jumlah anak yang lahir secara nasional turun di bawah 800.000 untuk pertama kalinya sejak pencatatan dimulai pada 1899.
Business Insider sebelumnya juga pernah melaporkan fenomena "kota hantu" di Jepang pada 2021, yang mendapati banyak rumah di pedesaan yang ditinggalkan dan dijual. Selain karena banyak penduduk desa yang memilih bermigrasi ke kota, menyusutnya populasi juga menjadi salah satu alasan.
Krisis populasi juga menyebabkan banyak sekolah tutup di Jepang. Seperti diberitakan oleh Reuters, penutupan sekolah di daerah pedesaan Jepang meningkat karena angka kelahiran di Jepang yang anjlok.
Menurut data pemerintah, setiap tahun Jepang menutup 450 sekolah. Terhitung sejak 2002 hingga 2020, tercatat hampir 9.000 sekolah dilaporkan telah ditutup.
(del/hps)