Logo Bloomberg Technoz

Bukan cuma beras, beberapa komoditas dapur penting seperti gula pasir, minyak goreng, juga daging ayam serta telur, sampai tepung, terlihat kompak naik harga. Harga beras eceran sudah mencatat kenaikan 15,82% year-on-year pada Januari 2024.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi bahan makanan mencapai 6% year-on-year pada Januari lalu di mana andilnya terhadap inflasi mencapai 1,2%. Lonjakan inflasi pangan di awal tahun itu melanjutkan tren sejak 2023 di mana harga-harga pangan telah mencatat inflasi 6,4%.

Memasuki bulan Ramadan dengan kondisi harga pangan yang sudah mahal akan membuat Ramadan dan Idulfitri tahun ini akan semakin menguras kantong. Hal itu berkebalikan dengan apa yang terjadi pada Ramadan dan Idulfitri tahun lalu.

Tahun lalu, sebulan sebelum Ramadan dan Idulfitri yang jatuh pada April 2023, tercatat sebesar 0,18% pada Maret 2023. Sementara inflasi pada bulan berlangsungnya musim perayaan, tercatat sebagai inflasi bulanan dan tahunan terendah dibanding inflasi lebaran tahun-tahun sebelumnya. 

Inflasi hari raya yang rendah itu, menurut BPS, adalah berkat pasokan yang memadai terutama komoditas pangan hortikultura. Musim panen padi berlangsung bahkan cabai pun mencatat deflasi pada bulan itu.

"Permintaan meningkat, tetapi ketersediaan cukup sehingga bisa menekan inflasi secara umum karena suplai yang melimpah. Adanya inflasi juga menunjukkan permintan masyarakat di lebaran ini lebih besar dibanding tahun lalu," kata Margo Yuwono, Kepala BPS saat itu.

Hal berbeda terjadi saat ini. Kekeringan panjang akibat El Nino telah menggagalkan panen di beberapa tempat. Data BNPB menyebut, tahun lalu ada 136 kabupaten dan kota di 20 provinsi yang gagal panen akibat banjir dengan total lahan terdampak mencapai 110.383,80 hektare, di mana sebanyak 54.442,42 hektare mengalami gagal panen (puso).

Ilustrasi Pasar Tradisional (Sumber: Dimas Ardian/Bloomberg)

Kementerian Pertanian meminta pemerintah daerah mempercepat musim tanam padi pada Februari-Maret ini agar produksi beras periode Januari-April tahun ini tidak lebih rendah dibanding tahun lalu. Sejauh ini, baru 576.000 hektare sawah yang memasuki musim tanam dari target sebanyak 2 hektare menurut keterangan Kementerian Pertanian yang dikutip oleh Bloomberg News, Senin lalu.

Sementara panen raya dari provinsi penghasil beras seperti Lampung diprediksi baru akan dimulai pada akhir Februari atau awal Maret nanti dengan perkiraan sebanyak 800 ribu ton Gabah Kering Panen dihasilkan. 

Bulog juga menyebut sebanyak 507.772 ton beras impor akan datang kisaran Januari-Februari ini. 

Dalam pernyataan sebelumnya, Bapanas meyakini lonjakan harga beras saat ini akan segera jinak pada Maret nanti. "Kita berharap agar Maret ini produksi beras sesuai dengan KSK BPS di atas 3-4 juta ton. Artinya, bulan Maret kita harap harga beras bisa turun sedikit," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, setelah sidak ke Pasar Induk Cipinang beberapa waktu lalu.

Bukan hanya beras, beberapa komoditas yang biasanya melonjak permintaannya saat musim perayaan datang seperti gula, tepung dan telur, juga meroket sejak beberapa bulan lalu. Harga gula sudah naik 22% dalam setahun terakhir meski pasar sudah dibanjiri gula impor yang melonjak hingga 101% sepanjang tahun lalu. Bisa dipastikan harga kue lebaran akan lebih mahal tahun ini.

Daya Beli Kelas Menengah

Lonjakan harga pangan yang lebih besar kala musim perayaan menjadi pukulan kesekian konsumsi masyarakat yang sejauh ini sudah melemah akibat tekanan sepanjang tahun lalu. 

Konsumsi rumah tangga pada 2023 melemah hanya tumbuh 4,82%, lebih rendah dibanding tahun 2022 yang masih di kisaran 4,94%. Penggelontoran aneka program bantuan sosial oleh pemerintah yang telah menghabiskan Rp476 triliun anggaran juga tidak mampu mendongkrak kekuatan daya beli masyarakat. Hal itu tidak terlepas dari jangkauan bansos yang terbatas hanya di kelas masyarakat berpendapatan rendah.

Sementara kelas menengah yang menyumbang 43% dari total konsumsi nasional sejauh ini belum tersentuh stimulus agar bisa mengerek tingkat permintaan. Alih-alih, dengan tekanan harga yang terus berlanjut, ada risiko daya beli kelas menengah semakin terseret ke bawah dan berdampak tidak kecil pada roda pertumbuhan ekonomi. 

Suasana pengunjung pameran mobil IIMS 2024 di JIExpo, Jakarta, Kamis (15/2/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Indikasi terbaru terlihat pada kinerja penjualan mobil dan sepeda motor pada Januari yang mencatat penurunan cukup tajam, melengkapi beberapa sinyal sebelumnya yang menangkap tren serupa.

Kondisi keuangan masyarakat Indonesia, terutama di kelompok dengan pengeluaran menengah, memperlihatkan penurunan konsumsi seperti ditunjukkan oleh hasil Survei Konsumen terakhir yang dirilis oleh Bank Indonesia pekan lalu. 

Kelompok masyarakat dengan pengeluaran Rp2,1 juta-Rp3 juta, proporsi pendapatan yang dialokasikan untuk konsumsi turun -1,4% menjadi 74,9%, diikuti penurunan porsi untuk pembayaran utang -0,2% menjadi 8,9% dan kenaikan alokasi untuk tabungan 1,6% menjadi 16,2%.

Sementara kelompok Rp3,1 juta-Rp5 juta sama-sama mencatat kenaikan tipis alokasi pendapatan untuk konsumsi dan mencatat penurunan pengeluaran untuk cicilan utang. Sedangkan porsi pendapatan untuk tabungan naik. 

Kelompok teratas dengan pengeluaran di atas Rp5 juta justru mencatat penurunan porsi untuk konsumsi hingga turun -5,1%. Alokasi pendapatan untuk pembayaran utang kelompok atas juga naik 2,5% diikuti kenaikan alokasi untuk tabungan 2,6%.

(rui/aji)

No more pages