"Terkadang diplomasi yang keras membutuhkan waktu lebih lama dari yang kita inginkan," kata Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield sebelum pemungutan suara PBB. "Tindakan apa pun yang diambil dewan ini sekarang harus membantu, bukan menghalangi, negosiasi sensitif dan berkelanjutan ini. Dan kami percaya bahwa resolusi yang ada di atas meja sekarang, pada kenyataannya, akan berdampak negatif pada negosiasi tersebut."
Alternatif dari AS, mereka menyerukan gencatan senjata sementara dan pembebasan semua sandera yang ditahan oleh Hamas. Mereka juga memperingatkan serangan Israel di Rafah, kecuali dibuat peraturan untuk memindahkan warga sipil di sana ke tempat yang relatif aman. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengatakan bahwa itu akan dilakukan tanpa menjelaskan caranya.
Lebih dari setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza melarikan diri ke Rafah dalam beberapa bulan terakhir ketika Israel memusatkan operasi militernya lebih jauh ke utara. Israel kini telah memperingatkan akan melancarkan serangan darat di wilayah tersebut secepatnya pada bulan Maret, kecuali sandera yang masih ditahan oleh Hamas dibebaskan.
Amerika Serikat, Uni Eropa, dan sekutu utama Israel lainnya telah menyuarakan kritik keras terhadap potensi serangan di Rafah. Naskah AS memperingatkan bahwa serangan darat di daerah tersebut akan menyebabkan "kerugian lebih lanjut bagi warga sipil dan pengungsian lebih lanjut termasuk kemungkinan ke negara tetangga, yang akan berdampak bagi perdamaian dan keamanan regional," menurut draf yang ditinjau oleh Bloomberg News.
Teks tersebut juga mengutuk seruan oleh para menteri Israel untuk memindahkan warga Palestina, menolak "segala upaya perubahan demografis atau teritorial di Gaza," dan mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.
(bbn)