China menjadi pembeli batu bara terbanyak, dengan pangsa 33%. Disusul oleh India 15%, Korea Selatan 5,8%, dan Filipina 5,1%.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara memang masih bearish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 37,54. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sedangkan indikator Stochastic RSI ada di 95,27. Sudah di atas 80, yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).
Namun dengan koreksi yang sudah lumayan dalam, harga batu bara masih berpeluang bangkit. Target resisten terdekat adalah US$ 123/ton. Jika tertembus, maka US$ 127/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Sementara target support terdekat ada di US$ 115/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga batu bara turun lagi ke US$ 111/ton.
(aji)