Dengan sekitar 65% penduduk Afrika bergantung pada pertanian subsisten, "dampak kekeringan masih dapat mengakibatkan banyak orang tertular HIV dalam situasi ini," ujarnya.
Penelitian ini menggunakan data dari lebih dari 100.000 orang dewasa berusia 15-59 tahun di lima negara sub-Sahara Afrika. Penelitian menghubungkan mereka dengan tingkat curah hujan untuk menghitung apakah orang yang terpapar kekeringan lebih mungkin tertular HIV dibandingkan mereka yang tidak terdampak.
Makalah yang didanai oleh Wellcome Trust ini menyatakan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mempertimbangkan jalur yang menghubungkan kekeringan dan HIV.
Sebuah studi di Afrika Selatan sebelumnya, yang memiliki jumlah kasus HIV terbesar di dunia, menyatakan bahwa meskipun dalam lima tahun terakhir negara tersebut berhasil mengurangi persentase penduduk yang terinfeksi virus HIV, dampak epidemi secara tidak proporsional berdampak pada penduduk kulit hitam Afrika Selatan, perempuan, dan kaum muda.
Kajian tersebut menunjukkan bahwa prevalensi HIV sekitar dua kali lebih tinggi pada perempuan berusia 15 sampai 24 tahun dibandingkan dengan laki-laki usia kelompok yang sama. Juga tiga kali lebih tinggi pada mereka yang berusia 25 sampai 29 tahun.
(bbn)