Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa OJK akan melakukan penyempurnaan beberapa aspek yang dapat meningkatkan penyaluran KUR. Dalam hal ini, OJK akan terus memperkuat pengawasan dan memberikan kemudahan akses kredit scoring.
Dian juga menuturkan, bahwa pihaknya akan terus mendorong perbankan agar penyaluran kredit perbankan ke UMKM dapat mencapai angka 30%. Yang menurutnya, diperlukan improvisasi program untuk mendukung tercapainya target tersebut.
“Kita perlu melakukan inisiatif improvisasi program, sudah kirimkan SE ke seluruh bank untuk bisa meningkatkan pemberian kredit kepada UMKM,” jelasnya.
Bahkan, menurutnya saat ini kredit perbankan juga sudah mulai merambah ke kebutuhan konsumsi, yakni dengan program buy now pay later. Dian juga mengatakan, kredit tersebut juga diberikan untuk beasiswa pendidikan dan beberapa kebutuhan lainnya.
“Ini saya kira kita harus tahun ini pada 2024 melakukan review pada keseluruhan kebijakan kita dengan KUR dan UMKM, sehingga bisa terjadi percepatan. Kegiatan terkait UMKM sangat luas, secara b2b bisa lihat perkembangan yang akan terus berkembang,” pungkas Dian.
Sebagai informasi, pemerintah sebelumnya telah menetapkan target penyaluran KUR sebesar Rp300 triliun pada 2024. Target ini mengalami peningkatan sebesar Rp3 triliun dari target 2023 sebesar Rp297 triliun.
Sedangkan realisasi penyaluran KUR per Kamis (21/12/2023) masih Rp250,3 triliun kepada 4,48 juta debitur. Dengan kata lain, sisa realisasi KUR masih sebesar Rp46,7 triliun dari target KUR sebesar Rp297 triliun pada 2023.
(azr/lav)